saling mengeluarkan lidah dan saling menjilat kemaluan

Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai. Dan akhirnya aku ama Kak Wina orgasme secara bersamaan. Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya. Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat. “Kok jadi bengong sih, Mas? Mikir yaa..” “Memangnya kamu berani..?” tanya saya, “Dan lagi saya juga bisa mbales,” “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu. “Iya. Aku menyayangimu. Aku pingin mengeksplorasi semua pesona kewanitaanmu”, kataku.

Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya, “Bless.. bless.. bless..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, “Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku. “Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya. “Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?” “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..”. Siang itu panas sekali terasa. Tidak seperti biasanya panas matahari makin menyengat saja. Segera kutancap motorku agar aku cepat sampai di rumah. Begitu sampai di rumah, segera saja kulepaskan seluruh seragam sekolahku dan langsung saja aku meloncat ke kolam renang. Aku duduk di meja ruang tamu yang pendek itu sambil menghias kembali dandanan yang berantakan. Dalam hatiku berkata mau Dit, kontol kamu enak sih.. “Uuhh tante nikmat tante.., mm tante cantik sekali oohh..”. “Celaka, jangan-jangan.., Om Toto tahu.., Ah nggak munkin mereka sudah sampai di LA..”, batinku merasa khawatir.

“Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”. Kontolku seperti dimakan oleh memeknya tante, amblas.. Kutarik pelan-pelan kontolku.. Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak menjulang di udara. Aku benar - benar terangsang. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahh argghh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shh sayang.. enak sekali oohh yess.. oohh good.. ooh yes..” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, “Aahh.. cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojok-rojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh.. shhss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. Demikianlah sekelumit kisahku, apabila ada diantara pembaca yang juga membutuhkanku, seperti ciri-ciri wanita yang sangat kusukai, yaitu berusia 30-40 tahun. Silakan hubungi aku via e-mail. Beberapa saat kemudian Kak dewi mengerang puas ah. a. h.. ah. ah. ah. ahh.. ha.. sambil nafasnya agak tersengal. Penisku terasa dijepit otot vagina Kak Dewi yang yang berkontraksi. Kucabut penisku dan kutarik Mamaku. Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang. Mamaku hanya mendesah kecil. Aku menikmati goyanganku. Aku lalu membalikkan tubuh Mama keatas. Mama bergoyang bagai menaiki kuda. Tanganku meremas-remas pantat Mama dan membantunya turun naik. Ooo.. ahh.. yehh.. erang mama sambil memejamkan matanya. Payudaranya bergantung dan bergoyang. Ohh..ahh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah. Kurasakan Mama sudah orgasme. Kupeluk Mama dan kubalikkan badannya. Kak Dewi langsung mendekat dan menjilati payudara Mama. Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi Mama telentang. Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak. Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut Kak Dewi dan Mama. Mereka berebutan. Spermaku muncrat kewajah mereka berdua.

Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan.. “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..” “Mau di lap tante?”, aku menawarkan tissue. “benar kok. Tante memang cantik.”Terus kami nonton TV lagi.. Segera kuarahkan mulutku keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang mengelilingi vaginanya dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk. “Oh ya. Saya dari Cikampek, habis bermalam di rumah orang tua dan mau pulang ke Pondok Indah,” jawabnya. Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Wike ada di Ykt. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang kehotel *** tempat mereka menginap. Sambil jalan aku membayangkan sosok tante Wike. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 175 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar. Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Wike dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, tante Wike mirip Vina Panduwinata. “Toni sayang banget sama Mama,” kataku. “Wek, sini tangkep kalo bisa,” ejeknya dengan menjulurkan lidah.

“Susu tante enak. Aku suka susu tante..” kata si Ita sambil narikin jembutnya Candra yang nongol terus dari pinggiran CD. Oktober 30, 2006 “Apakabar Iwan”. Akhirnya, tubuhnya mengejang. Matanya terbelalak, lalu terpejam, dan dia pun memelukku erat. Kudengar isak tertahan. “Aku nikmat. Aku lega. Aku bahagia”, bisiknya. Air mata membasahi kelopaknya. Kucabut penisku. Masih tegang. Aku juga ingin orgasme. Tapi aku kasihan kalau harus menyetubuhi dia terus. Pasti vaginanya capai. Atau malah lecet. Karena barusan tadi kurasakan bulu kemaluan ikut masuk ke liangnya, bersama penisku. Mungkin bulu kemaluannya. Karena setiap kali kami bercumbu, bulu kemaluannya banyak yang rontok. “Tante, gimana rasanya sekarang. Sudah baikan?” Selanjutnya gerilyaku pindah ke leher depan. Kupandangi lipatan dua gunung yang menggumpal di dadanya. Sengaja aku belum melepas BH, karena aku sangat menikmati wanita yang ber-BH hitam, apalagi susunya besar dan keras seperti ini. Jilatanku kini sampai di lipatan susu itu dan lidahku menguas-nguas di situ sambil sesekali aku gigit lembut. Kudengar ia terus melenguh keenakan. Kini tanganku meraih tali BH, saatnya kulepas, ia mengeluh, “Mas.. jangan, aku malu, soalnya susuku kegedean,” sambil kedua tangannya menahan BH yang talinya sudah kelepas. “Coba aku lihat sayang..” Kataku memindahkan kedua tangannya sehingga BH jatuh, dan mataku terpana melihat susu yang kencang dan besar. “Mah.. susumu bagus sekali, aku sukaa banget,” pujiku sambil mengelus susu besar menantang itu. Putingnya hitam-kemerahan, sudah keras.


SERU BANGET..
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku. aku lihat jam sudah menunjukan 11.30 berarti bentar lagi harus sekolah, aku ngalah, aku kenakan pakaianku kembali! “Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan. September 22, 2006 “Tolongin apa Tante?” Aku sunguh sangat terpesona melihat mereka berdua bergulat, aku akui memang Mbak Wina itu sudah mahir dan pandai sekali memainkan lidahnya. Dan tentu saja langsung kupenuhi permintaannya.. Pikiranku mulai berpikiran lagi untuk bersetubuh dengan tanteku. Aku duduk diranjang di bagian atas kepala tanteku dan mengurut kepalanya. Aku bisa melihat dada tanteku yang menyembul karena saat itu dia memakai piyama warna putih yang tipis..

“Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?” Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Sofi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur. “Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha. “John, aauugghh. Sakit. Pelen-pelan ya..” “Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi. “Kamu bawa mobil..?” tanya saya. Posisi kami berbalik. Kini Tante Sofi menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk. Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.

Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”. “Iya nih maklum melihat keindahan tubuh Cindy aja sudah horny.. tanpa harus melihat vCD pun aku sudah horny..” Kami pun tertawa. Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku. “Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi. “Oke deh kita kekamarku aja yah?” sambil dia menuntun aku ke kamarnya. Akhirnya, “Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..!” teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang menusuk vaginanya dengan semakin dahsyat. Kuturuti permintaannya hingga kontolku terasa mentok di perutnya. Lalu tubuh Tante Merry mengejang untuk yang kedua kalinya. Setelah 30 menit mengocok kontolku di dalam memeknya, kontolku terasa geli-geli nikmat. Sedetik kemudian tanpa sadar gerakan badanku semakin cepat. Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny, “Boleh Roy minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.

“Wah. Bawa teman ya?” kata Asti. Dalam posisi begini, aku cium dan jilati leher dan bagian kuping yang tepat di depan bibirku. “Ach.. uh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Mulai terangsang, pikirku. Setelah puas dengan leher dan kuping kanannya, kepalanya kuangkat dan kupindahkan ke dada kiriku. Kuulangi gerakan jilat leher dan pangkal kuping kirinya, persis yang kulakukan tadi. Kini erangannya semakin sering dan keras. “Mas.. Mas.. geli Mas, enak Mas..” Sambil membelai rambutnya yang sebahu dan harum, kuteruskan elusanku ke bawah, ke tali BH hingga ke pantatnya yang bahenol, naik-turun. “Ayokk Tantee keluarin didalemm yah Tantee achss” Kiky kemudian menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Winny. Kedua bibir mereka berdua saling bersentuhan dan keduanya juga saling mengeluarkan lidah dan saling menjilat. Kedua tangan Kiky yang basah membelai punggung Winny. Winny juga ikut-ikutan membelai punggung Kiky dengan kedua tangannya yang telah dibasahi. “Kamu kok kaget banget sih. Berangkatnya tadi pagi banget sama Rudy. (Rudy bekerja sebagai asisten Papanya) Mungkin karena buru-buru jadi nggak sempat ngasih tau Jack”. “Aduh, gimana ya Tante, nanti kalau pacar dan sephia Sony tahu gimana dong jadinya..?” kata saya ragu tetapi girang.

“Iya deh Tante, tapi Sony tutup rental dulu ya..?” kata saya sambil terus berdiri dari kursi. “Susu tante enak. Aku suka susu tante..” Mama saya, seperti kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman. Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas. Setiap sore mama selalu berada di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore kubahiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri - curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari belahan dasternya, pahanya yang sekali-sekali tersingkap jika Mama menungging, atau memeknya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu Mama berjongkok. Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang sekilas kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD simpanan di kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan kumainkan. Sesaat aku kaget, Dina masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan bingung.

Tidak ada komentar: