tidur tanpa mengenakan selembar benang pun sambil berpelukan

Bu Ning sebagai umumnya wanita Jawa setengah baya dan kebetulan belum dikarunia momongan selalu memakai kebaya dan rambutnya disanggul, sehingga penampilan selalu anggun. Bertubuh sekal, pinggul dan pantatnya yang besar, suka tersenyum dan sangat baik.

Malam itu kira-kira jam 19:00 Pak Edy sebagai petugas kantor pos harus lembur malam karena akhir Desember banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sementara saya karena kecapaian setelah menempuh perjalanan panjang tertidur pulas di kamar yang telah disediakan Bu Ning.

Kira-kira jam 11 malam saya terbangun untuk ke kamar kecil yang ada di belakang rumah, dan saya harus melewati ruang tamu. Di ruang tamu saya melihat Bu Ning sedang menonton TV sendirian sambil rebahan di kursi panjang.
“Mau kemana Dik..? Mau keluar maksudnya..?” tanya Bu Ning lagi.
Karena rupanya Bu Ning tidak mengerti, akhirnya saya katakan bahwa saya mau kencing.
“Ohh.., kalau begitu biar Ibu antarkan.” katanya.

Waktu mengantar saya, Bu Ning (mungkin pura-pura) terjatuh dan memegang pundak saya. Dengan sigap saya langsung berbalik dan memeluk Bu Ning, dan rupanya Bu Ning langsung memeluk dan mencium saya, namun saya berpikir bahwa ini hanya tanda terima kasih.

Setelah kencing saya balik ke kamar, namun Bu Ning mengajak saya untuk nonton TV. Posisi Bu Ning sekarang tidak lagi berbaring, namun duduk selonjor sehingga kainnya terangkat ke atas dan kelihatan betisnya yang putih bulat. Sebagai pemuda desa yang masih lugu dalam hal sex, saya tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh, dan hanya menonton sampai acara selesai dan kembali ke kamar untuk tidur lagi.

Pagi-pagi saya bangun menimba air di sumur mengisi bak mandi dan membantu Bu Ning untuk mencuci, sementara Paman dan Tante belum kembali dari Surabaya karena mereka sedang mencari saya disana. Om Edy sudah berangkat lagi ke kantor, tinggal saya dan Bu Ning di rumah. Bu Ning tetap mengenakan sanggul. Beliau tidak berkebaya melainkan memakai daster yang longgar, duduk di atas bangku kecil sambil mencuci. Rupanya Bu Ning tidak memakai CD, sehingga terlihat pahanya yang gempal, dan ketika tahu bahwa saya sedang memperhatikannya, Bu Ning sengaja merenggang pahanya, sehingga kelihatan jelas bukit vaginanya yang ditumbuhi bulu yang cukup lebat, namun hingga selesai mencuci saya masih bersikap biasa.

Setelah mencuci, Bu Ning memasak, saya asyik mendengarkan radio, waktu itu belum ada siaran TV pagi dan siang hari. Siangnya kami makan bersama Om Edy yang memang setiap hari pulang ke rumah untuk makan siang.

Malam harinya Om Edy kembali lembur, dan Bu Ning seperti biasa kembali mengenakan kebaya dan sanggul, sambil nonton TV. Di luar hujan sangat lebat, sehingga membuat kami kedinginan, dan Bu Ning meminta saya untuk mengunci semua pintu dan jendela.

Pada saat saya kembali ke ruang tamu, rupanya Bu Ning tidak kelihatan. Saya menjadi bingung, saya cek apakah dia ada di kamarnya, juga ternyata tidak ada. Saya balik ke kamar saya, ternyata Bu Ning sedang berbaring di kamar saya, dan pura-pura tidur dengan kain yang tersingkap ke atas, sehingga hampir semua pahanya yang putih mulus terlihat jelas.

Saya membangunkan Bu Ning, namun bukannya bangun, malah saya ditarik ke samping ranjang, dipeluk dan bibir saya diciuminya. Karena saya masih bersikap biasa, Bu Ning membuka kebayanya dan meminta saya untuk mencium buah dadanya yang sangat besar dengan puting hitam yang sangat menantang. Saya menuruti dengan perasaan takut, dan ternyata ketakutan saya membuat Bu Ning semakin penasaran dan meminta saya untuk membuka baju dan celana panjang, sehingga tinggal CD, sementara Bu Ning mulai membuka kainnya.

Bu Ning mulai mencium adik kecil saya, dan meminta saya melakukan hal yang sama, dengan mencium vaginanya yang wangi dan merangsang secara bergantian. Sambil mencium vaginanya, tangan saya disuruh meremas buah dadanya yang masih keras dan kadang memilin putingnya yang mulai mengeras, nafas Bu Ning mulai terasa cepat, dan meminta saya untuk membuka CD dan mencium tonjolan daging yang tersembul di mulut vagina. Saya melakukan sesuai perintah Bu Ning, dan ternyata terasa basah di hidung saya karena banyaknya cairan yang keluar dari vagina Bu Ning, sementara Bu Ning mendesis dan mendesah keenakan dan kadang-kadang mengejangkan kakinya.

“Uhh.. ohh.. ahh.. ohh.., terus Dik..!” desahnya tidak menentu.
Meriam saya berdiri tegang dan Bu Ning masih mempermainkan dengan tangannya. Sesekali Bu Ning meminta saya untuk mengulum bibir dan putingnya. Setelah puas dengan permainan cumbu-cumbu kecil ini, Bu Ning kembali ke kamarnya dan saya pun teridur dengan pulasnya.

Pagi-pagi Paman dan Bibi yang rupanya telah kembali dini hari menjemput saya, dan rumah Paman dan rumah Om Edy ternyata bersambungan dan hanya dibatasi sumur yang dipergunakan bersama. Setelah berbasa-basi sebentar, dan Bu Ning katakan bahwa saya sudah dianggap anak sendiri, jadi kalau Paman dan Bibi berpergian, saya bisa tidur di rumah Om Edy. Kebetulan Paman pada saat itu sedang menyelesaikan tugas akhirnya di PTN di kota ML.

Kehidupan hari-hari selanjutnya kami lalui dengan biasa, namun kalau sedang berpapasan di sumur kami selalu senyum penuh arti, dan makin lama membuat saya mulai jatuh cinta kepada Bu Ning, senang melihat penampilannya yang anggun. Sebulan kemudian Paman dan Bibi harus ke Ml, dan saya dititipkan lagi pada Om Edy.

Hari itu adalah hari Jumat. Setelah selesai sarapan, Om Edy pamitan untuk ke BTR karena ada acara dari kantor sampai minggu sore, dan meminta saya untuk menjaga Bu Ning. Setelah Om Edy berangkat, saya dan Bu Ning mulai tugas rutin, yaitu mencuci, dan seperti biasanya Bu Ning selalu mengenakan daster, tanpa CD. Saya diminta Bu Ning agar cukup memakai CD.

Sambil mencuci kami bercengkrama, ciuman bibir dan mengulum putingnya. Saya berdiri menimba air dan Bu Ning jongkok sambil mencium adik kecil saya, atau Bu Ning yang menimba air saya yang jongkok sambil mencium klitorisnya yang sudah mulai mengeluarkan cairan. Ketika kami saling birahi dan sudah mencapai puncak, Bu Ning saya gendong ke kamar. Di ranjang, Bu Ning saya pangku. Sambil mencium leher, samping kuping dan mengulum putingnya (menurutnya kuluman puting cepat membuatnya horny), kemudian Bu Ning mengambil posisi telentang dan meminta saya untuk memasukkan meriam saya yang memang sudah tegang sejak masih berada di sumur.

Karena Bu Ning jarang melakukannya, maka meriam saya perlu dioleskan baby oil agar mudah masuk ke vaginanya yang sudah basah dengan cairan yang beraroma khas wanita. Pahanya dilebarkan, dilipatkan di belakang betis saya, pantatnya yang bahenol bergoyang naik turun. Sambil mencium keningnya, samping kupingnya, mengulum bibirnya, tangan kiri saya mengusap dan kadang menggigit kecil putingnya atau menjilat leher dan dadanya.

“Teruss.. Dikk..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Ibu rasanya.. nikmatt.. teruss.., Ibu udah mau nyampen nih.. peluk Ibu yang erat Dikk..!” desahnya mengiringi gerakan kami.
Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bu Ning.
“Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bu..! Goyang.. Bu.., goyang..!”
Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

Jam 4 sore kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bu Ning menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bu Ning kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali adik kecil saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.
“Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Dik..! Kok begini Ibu rasa lebih enak..!” katanya.
“Ibu goyang dong..!” pinta saya.

Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.
“Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Dikk.. terus..!” desahnya.
Akhirnya Bu Ning minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bu Ning duduk sambil menghisap putingnya.
“Ohh.. uhh.. nikmat Dikk..!” katanya.
Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

“Ibu.. udahh.. mau nyampe lagi Dikk.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.
Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bu Ning benar-benar menikmatinya.

Malamnya kami hanya tidur tanpa mengenakan selembar benang pun sambil berpelukan.

tangan kanan gue mijit en jepit2 putingnya

Waktu itu baru masuk semester baru sekitar bulan Februari gitulah. Pas ari
pertama gue masuk kelas PD perhatian gue langsung tersita ke satu cewek yg duduk
di barisan depan (sekitar 3 baris dari paling depan). Langsung aja insting gue
sebagai cowo keluar, biasalah pengen kenalan hehehehe... Jadi gak sabaran deh
gue, mana kelasnya lama pula (ada kali sekitar 2,5 jem tuh dosen ngasih lecture)
bikin gue makin kayak cacing kepanasan aja. Akhirnya kelar juga tuh lecture, eh
tau2nya tuh cewek cepet banget jalannya, gue sampe ampir ga keburu ngubernya.
Untung aja doi brenti di kantin beli minuman dulu, keliatannya seh udah aus
banget gitu. Langsung aja deh gue cari kursi deket doi en gue pelototin doi dari
jauh aja, dari kepala sampe ke kaki. Tingginya sekitar 175 cm, langsing, rambut
panjang sebahu warnanya auburn, kakinya juga jenjang banget (doi waktu itu pake
rok yg rada mini), tampangnya rada melankolis en kebule2an (mungkin blasteran
juga kayak gue) gitu tapi justru bikin lucu en imut2. Ukuran dadanya sekitar 36B
yg keliatan jelas banget belahannya (doi pake baju model V-neck dada rendah).
Gile, konak juga gue ngeliatnya, apalagi waktu itu kayaknya dia tau gue lagi
merhatiin dia mulu soalnya dia cengar-cengir gitu ke gue. Waduh jantung gue jadi
dag dig dug kagak karuan deh; kenalan gak, yah kenalan gak yah?? Akhirnya gue
beraniin diri nyamperin doi sambil senyum2 ge-er dikit hehehehe..
"Hi, is this seat taken?"(gue pake Inggris dulu sekalian ngetes doi orang mana)
"No, not at all, please have a seat here,"sahut doi sambil mempersilakan gue
duduk. Wah, langsung aja gue duduk dgn manisnya hehehehe..
"Are you at the same class with me in PD subject? Oh, by the way my name is
Jean, Jean-Luc"tanya gue membuka obrolan sambil nyalamin doi.
"Hi Jean-Luc (doi ngelafalinnya Jean-Luc dalam bahasa Inggris bukan 'zyong-lyuc'
kayak bahasa Perancis), I'm Sarah,"ujarnya sambil ngebales salam gue en senyum
manis banget ke gue. Gile gue langsung klepek2 ngeliat senyum doi yg
muanissssssss buangettttttt (apalagi doi punya sepasang lesung pipit di pipinya
yg ngebikin doi makin imut kalo senyum).
"No, no, no, not Jean-Luc, 'zyong-lyuc',"kataku sedikit bernada protes (soalnya
nama gue jarang dilafalion secara bener ama orang2).
"Oh, I'm sorry 'zyong-lyuc', is that right?"tanyanya hati2 sambil tetep kasih
senyumnya yang bikin nge-'fly' itu.
"That's better, much better,"kataku membalas senyuman mautnya.
"So you're Sarah, umm, err, well..I missed the word.."(shit gua jadi grogi gini
gara2 doi kaga ngelepasin pandangan matanya ke gue, bikin gue makin salting
aja).
Doi juga keliatannya menyadari kalo gue ini jadi salting berat, trus sambil
tetep senyum2 doi bilang,"Udah deh pake bahasa Indo aja deh yah, Sarah juga
Indonesian koq."
"Argh..nakal juga nih cewek. Bisa2nya ngerjain gue,"kata gue dalam hati
sementara itu gua sendiri ngerasa udah rada blushing.
"Oh elo orang Indo juga toh? Ngobrol dong dari tadi, nakal juga yah ngerjain
gue."
"Sebenernya Sarah udah tau Jean sejak 2 semester lalu tuh. Tepatnya pas Jean
dateng ke b'day partynya si Ivanka temen Jean itu."
"Hah, jadi elo temennya si Iva juga?"tanya gue sambil coba mengingat2 pesta
waktu dulu.
"Iya, masak si Iva nggak kasih tau Jean tentang Sarah?"tanyanya lagi.
"Wah, sampe sekarang dia belom kasih tau sedikitpun tuh,"dalam hati gue sempet
kesel juga ama si Iva, masak gue kaga dikenalin ama cewe secakep gini.
"Yah, gak papa deh, paling nggak kan sekarang kita udah kenalan langsung, ya
gak?"
"Iya sih."
"Oh ya Jean, Sarah ada kelas 5 menit lagi nih. Sarah musti buru2 nih, abis
gedungnya rada jauhan sih,"katanya sambil ngelirik jam tangan lucu warna biru
muda yg nemplok di lengan kirinya.
"Yah gimana dong, baru aja kenalan masak udah maen cabut aja?"tanyaku gak rela
ngelepasin doi gitu aja.
"Mmm, gini deh Jean ntar malem telpon Sarah aja di apartment yah. Ini nomer
telponnya,"ujarnya sambil ngambil kertas en pulpen dgn sigap dari filenya.
"OK yah, sampe nanti malem OK, jangan lupa telpon Sarah loh. Sekitar jam 8an
yah, abis Sarah mo pergi makan dulu,"katanya sambil ngasih kertas itu ke gue.
"Oh OK deh kalo gitu, ntar malem yah gue telpon,"jawab gue sambil nerima kertas
itu.
"OK then, bye now and take care,"sahutnya sambil melambaikan tangan en kasih
senyum manisnya sekali lagi.
"B-bye.."gue sampe rada gagap gara2 terpesona ama tampangnya yg imut2 itu. Dalam
hati gue udah bersorak aja, YESSSSSSSSSSS!!!!!!!!!!!!!!
Di rumah gue udah senewen aja nungguin jarum jam nyampe angka 8. Rasanya kayak
bertaun2 nungguin. Akhirnya jam 8 pas gua langsung nelpon ke flatnya.
"Hello.."terdengar suara lembut en sedikit manja dari ujung sana.
"Halo, Sarah ya? Ini gue Jean."
"Oh, halo Jean, good evening mate. Udah makan belom kamu? Sarah udah nungguin
telpon kamu dari tadi."
"Lho, katanya kan ditelpon jam 8. Skrg pas kan?"
"Iya sih, kamu kayak jam kukuk aja yah, bisa pas gini hihihihi.."
"Yeeee udah ditelponin malah dikatain jam kukuk."
"Iiih, koq gitu aja marah sih? Sarah takut ah ama kamu,"jawabnya dgn suara yg
manja banget.
"Gak koq say, mana mungkin sih gue marah ama kamu,"kata gue mulai ngerayu.
"Yeee apaan tuh say? Sayur yah? Hihihihihi."
Argh gile, gue dikerjain mulu ama nih cewe, kata gue dalam hati.
"Iya sayur lodeh kali yee.."jawab gue sekenanya aja.
Abis itu kita ngobrol ngalor-ngidul. Tentang doi, segala macemlah pokoknya.
Rupanya dia itu anak bungsu dari 5 bersodara en doi cewe sendiri, gak heran deh
manja gitu. Semua kakak2nya udah kerja en 3 di antaranya udah merit. En rupanya
doi juga blasteran (nyokapnya Chinese, bokapnya Belanda), pantesan aja
tampangnya rada unik gitu. Gak terasa kita udah ngobrol 2 jam, sampe akhirnya..
"Eh Jean besok kamu ada kuliah gak?"
"Ada tuh, kenapa emangnya?"
"Sarah mo ikut kamu, boleh gak? Boleh dong yah?"rayunya dgn suara yg rada manja.
"Boleh, besok pagi gue jemput yah. Sekitar jam 7 pagi gimana? Jadi kita bisa
breakfast dulu di McD,"jawab gue sambil sekalian nanyain alamat flatnya.
"Aciikk, OK deh kalo gitu besok pagi Sarah tungguin kamu yah."
"OK deh. Sampe besok pagi, met bobo yah, sweet dream baby *muach*"
"Bye juga yach *muach*"
Besok paginya jam 7 pas gue udah nyampe di flatnya. Doi hari ini pake baju yg
bener2 bikin napsu gue naek ke ubun2. Doi pake kaos ketat ngatung dipadu ama
celana jeans Levi's yg modelnya 517 ato 817 (lupa deh gue, maklum kaga ikutin
trend). Pentil payudaranya keliatan rada samar2 ngecap di kaosnya, bikin gue
konak aja. Dia taunya nyadar mata gue lagi terfokus di dadanya itu. Dia ngagetin
gue sambil becanda,"HAYO!!!! Nakal yah matanya pake acara jelalatan segala,
hihihihihi." Waduh muka gue udah merah kayak kepiting kali waktu itu, mokal
berat bo!!! Trus doi bilang,"Udah gak papa koq, yuk kita breakfast dulu yah."
Abis ngomong gitu doi langsung peluk tangan gue ngajak jalan. Yah secara gak
langsung payudaranya yang montok itu jelas nyentuh2 lengan gue kalo jalan. Gile
gue udah tambah konak aja, mungkin saat itu 'adik' gua udah powered-up hehehe..
Abis dari McD kita langsung ke kampus, doi langsung buru2 ke kelasnya sambil
kasih gue kiss-bye. Sebelumnya kita udah janjian nelpon (kita masing2 bawa
mobile-phone) kalo salah satu dari kita udah kelar kuliah.
Sekitar 3 jam kemudian mobile gue bunyi, gue tau kalo itu call dari doi.
"Halo, Sarah yah? Gimana udah selese lecturenya?"
"Aduh Jean, Sarah lupa bawa textbook buat kelas berikutnya. Gimana dong
nih?"tanyanya dengan nada cemas.
"Waduh gimana yah, emangnya penting banget yah textbooknya?"
"Iya nih Jean. Duuhhhh..gimana yah?"
"Gini deh, gue anterin kamu ke flat ambil bukunya aja gimana?"
"OK deh kalo gitu, Sarah tunggu kamu di Administration Hall yah?"
"OK, I'll be there in 3 minutes."
"Make it 1 minute, honey,"sahutnya manja.
"Gila, emangnya gue Flash apa?"jawab gue sambil nyengir.
"Hihihihi iya deh, buruan yah say."
"OK."
Pendek kata, kita sekarang udah nyampe di flatnya lagi. Doi buru2 masuk ke
kamarnya ngambil buku. Gue sendiri duduk2 dulu di sofa ruang tamu flatnya sambil
ngeliat pemandangan ke arah city. Keren juga nih flat, kata gue dalam hati.
Tau2nya tanpa gue sadari si Sarah udah berdiri di belakang gue. Tangannya bawa
sebuah buku, sepintas gue liat koq bukunya itu majalah. Langsung aja gua tanya
doi emangnya kuliah pake textbooknya majalah begitu. Doi diem aja sambil senyum2
penuh arti. Gue jadi penasaran, langsung aja gue liat buku apa yg dipegang doi.
Ya ampun, rupanya majalah Penthouse!! Langsung deh insting gue jalan, wah ini
cewe pasti ngomong ketinggalan textbook buat alesan ke flatnya aja nih kayaknya.
Langsung aja gue refleks deketin doi sambil ngebelai rambut doi, doi diem aja.
Gua lanjutin aja meluk doi dari depan, eh doi kaga nolak juga malah tangannya
bales meluk pinggang gue. Ya udeh gue pikir udah lampu ijo nih, sikat bleh!!!
Langsung aja gue cupang lehernya, doi mulai mendesah pelan. Dari leher gue
nanjak ke bibirnya, langsung gue kulum abis dah tuh sexy lips. Tangan gue juga
gak brenti sampe di meluk doang, tapi mulai ngeraba2 payudaranya. Oh my God,
rupanya doi udah gak pake bra lagi, soalnya kerasa banget pentilnya di jari gue.
Sambil gue bikin circular motion di payudaranya, gue lanjutin terus ciuman gue
ke seluruh wajahnya dari dahi, hidung, pipi, bibir, sampe dagunya. Pas sampe di
telinganya doi mengerang rada keras. Wah gue langsung tau deh kalo kupingnya ini
pasti daerah sensitif doi. Gue jilatin en gigit2 lembut kupingnya, gue ngerasa
kalo badan doi mengejang. Tangannya juga mulai maen2in gundukan kecil di pangkal
paha gue. Gile, 'adik' gua mungkin saat itu udah bener2 fully-charged sampe
ngaceng 90 derajat kali hehehehe.. Gak puas sampe di kuping en raba2 pas foto
aja, gue mulai masukin tangan gue ke dalem bajunya. Wow payudaranya bener2
montok punya bo! Mungkin bisa ngepas kali ama telapak tangan gue. Doi mungkin
gak tahan lagi, langsung aja ngelepas kaosnya sendiri abis itu langsung ngelumat
bibir gue dgn bibirnya. Pekerjaan tangannya juga gak brenti, malah mulai ngebuka
kancing jeans ama retsleting gue. Sekarang di depan gue udah keliatan dengan
jelas 2 bukit yg indah banget (mungkin doi rajin fitness jadi keliatannya
kenceng banget). Kontan aja gue langsung nyerang dadanya doi, gue kulum puting
susunya yang sebelah kanan, sementara tangan kanan gue mijit en jepit2 putingnya
yg sebelah kiri. Doi mulai teriak kecil sambil menggeliat keenakan. Mungkin ada
sekitar 5 menitan gue foreplay ama doi, abis itu tangan gue mulai ngeraba ke
CDnya. Gile CDnya udah basah banget rupanya. Tangan gue gue masukin ke CDnya
sambil bikin ngeraba2. Doi makin gak karuan aja nafasnya, erangannya juga makin
kedengeran keras. Gue juga makin menggila aja, langsung aja gue buka CDnya.
Keliatan deh vaginanya yg ditumbuhi bulu2 halus berwarna coklat kemerahan (khas
bule dikit). Gue coba masukin jari gue ke dalem, eh koq rada nyangkut en
keliatannya doi juga rada kesakitan dikit. Penasaran, gue ulangin sekali lagi,
eh gak gua sangka doi malah narik tangan gue keluar dari vaginanya. Yah gue
langsung nangkep kemauannya kalo doi belom siap buat ML. Yah akhirnya kita maen2
aja di luar tanpa ML, padahal napsu gue udah menggebu2 banget tuh.
Mungkin ada sekitar 20 menitan kita exploring each other's body. Sampe gue
sendiri mungkin udah ejakulasi sendiri di dalem gara2 napsu hehehehe.. Gue liat
muka doi yg imut2 melankolis itu ditambah butir2 keringat kecil yang nempel di
dahinya, jadi makin sayang aja gue ama doi. Langsung aja gue tembak di
tempat,"Sarah, gue suka banget ama kamu. Gue mo berikan semua kasih sayang gue
cuman buat kamu. Mmm, boleh gak gue jadi cowo kamu?" To the point banget gue
ngomongnya, cuman yah namanya udah pengen yah gitu aja hehehehe.. Trus doi masih
diem aja sambil mesem2, bikin gue makin penasaran. Trus doi berbisik lembut ke
telinga gue,".........."

semprotkan spermaku ke pantatnya

Cerita ini mulai ketika aku baru lulus SMA. Waktu itu aku baru sibuk - sibuknya
nyari universitas. Maklum kota pelajar, semua orang sibuk kesana kemari cari
sekolahan. Enggak laki enggak perempuan semuanya sibuk ngurus legalisir, ijazah,
formulir pendaftaran dan lain sebagainya. Begitu juga dengan diriku. Aku sudah
berkeputusan untuk kuliah di universitas negeri yang paling terkenal di kota ini
bagaimanapun caranya. Untuk itu aku harus kerja keras supaya lulus UMPETAN,
ujian masuk perguruan tinggi negeri. Salah satu perjuanganku adalah belajar
sambil cari pembimbing yang tahu tentang soal - soal UMPETAN.
Sore itu sewaktu aku bengong di teras rumah nglepasin rasa penat setelah belajar
seharian, Anto datang dengan motor barunya yang bermerek 'ngacir'. "heh,… masuk
- masuk!" kataku mempersilahkan dia masuk ke dalam rumahku. "He…he…, nggak
usah,… aku keburu - buru" jawabnya sambil meringis kayak kuda. "Apaan sih, koq
kesusu gitu? Baru dateng udah mau ngacir lagi !, duduk dulu!" kataku kesel.
"Kesusu kan enak?", katanya mesum, "Kamu udah mandi belon?". "Enak aja, ya belum
no! kayak nggak tau aja kamu!", timpalku. "Udah, cepetan, nggak usah mandi.
Ganti baju sana, trus pake sepatu, kamu ikut aku". "Eh, ada apa ini? Saya tidak
bersalah pak! Bukan saya yang mencuri ayamnya, he.. he.. ngapain to?" tanyaku.
"Aaah, nggak usah banyak tanya, cepetan!!!", katanya sewot. "Iya, iya,… santae
aja", jawabku.
Singkat cerita aku dan antok pergi bareng pake motor ngacirnya. Di tengah
perjalanan aku mulai nggak sabaran. Kutanya si Antok yang sedang konsentrasi
mengendarai motorn. "Eh, mau kemana sih? Kayak cerita detektif aja pake rahasia
- rahasiaan segala!", "Tenang aja, katanya kita mau lulus UMPTN, naah, kamu aku
ajak ke tempat kenalanku. Dia tentor bimbingan belajar 'Pri------'. Sekarang dia
lagi nggak ada jatah ngajar. So,.. kita bisa belajar sama dia to?", jawabnya.
"Huuuu… aku pikir kemana… kalo tau gitu, tadi aku gak mau ikut…. Baru capek nih
otakku, seharian cuma mikir yang namanya sinus sama cosinus itu", kataku ketus.
"Santae aja, ntar disana pasti kamu seger lagi, dijamin deh!", jawabnya. Ya
udah, pikirku. Lagian mau gimana lagi, udah jauh dari rumah juga.
Sepuluh menit kemudian kami sampai di daerah utara kota pelajar tercinta ini.
Daerah ini terkenal sejuk dan tenang, sehingga banyak orang datang ke sini untuk
refreshing dan tentunya pacaran. Akupun dulu sering kesini sama temen cewekku
yang rada sableng itu. Dulu kami sengaja pacaran disini malem - malem, soalnya
sepi dan tentunya bisa sedikit senggol sana senggol sini. Ada seninya sendiri
dating sambil duduk di atas motor. Saking seringnya, kami sampai punya tempat
favorit, tempat yang strategis dimana enggak ada orang yang bisa ngelihat kami
berduaan. Tapi sebaliknya, dari tempat itu kami bisa leluasa ngawasin semua
tingkah laku orang yang datang dan pacaran. Sering kami saling muasin satu sama
lain sambil lihat 'live show'. Aku sering mainin clitorisnya dan dia juga
menggosok lembut si otongku sambil kami berdua ngitip orang gituan dari jarak
yang lumayan dekat. Kami berdua tentunya masih berpakaian lengkap karena takut
kalo tiba - tiba ada orang yang mergokin. Supaya pakaian kami nggak kotor, aku
sering minta dia ngisep si otong sampai klimaks di dalam mulutnya. Mulanya dia
nggak suka, tapi setelah dia coba ngrasain rasa spermaku, dia ketagihan. Cewek
sih enak, kalo klimaks nggak ngeluarin cairan sebanyak cowok sehingga nggak
perlu repot - repot mbersihinnya. Cara dating kayak gini ini yang membuat kami
berdua puas sepuas - puasnya. Saking puasnya, satu kali jam terbang aku bisa
klimaks empat sampai lima kali sedangkan dia bisa sampai belasan bahkan puluhan
kali, gila nggak?
Memori ku buyar karena tiba - tiba Anto membelokkan motornya ke arah sebuah
rumah yang lumayan besar. Tidak terlalu mewah, bertingkat dua, dan terawat rapi.
Aku nggak sadar kalo kami berdua udah sampai di dalam halaman rumah. "Sebentar
ya?", kata Antok. Setelah kami turun dari motor Antok masuk ke dalam rumah itu
sementara aku ditinggal sendirian di halaman depan kayak orang blo'on.
Bagus juga pemandangannya. Waktu itu kira - kira sudah pukul setengah enam sore,
matahari yang sedang terbenam kelihatan jelas dan bagus sekali. Rumah yang enak,
pikirku. Tenang, sejuk, jauh dari keramaian, kanan kirinya cuma sawah. Tetangga
kiri kanan jaraknya jauh - jauh. "Hey, ngelamun!! Ntar kemasukan setan baru tahu
rasa kamu!!", gertak si Antok yang rupanya sudah muncul lagi. "Heh? Udah? Enak
ya ninggalin orang!", jawabku. "Gitu aja marah!! Ayo masuk, aku kenalin sama
mbak Lina", katanya sambil meringis mamerin giginya. "Mbak Lina? Tentornya cewek
to? Aku kirain cowok !!", jawabku. "Hey.. ayo masuk…. Kok masih di luar sih???
Masuk… masuk !" rupanya mbak Lina, kenalan Antok sudah membukakan pintu kamar
tamunya. Manis juga, pikirku. Kulitnya putih langsat, tinggi, lebih tinggi
sedikit dari si Antok. Kira - kira sekitar 163 cm. Wajahnya oval dengan hidung
yang mancung. Yang paling menggairahkan adalah bibirnya. Kecil merah merekah.
Rambutnya hitam sebatas bahu. Badannya lumayan bagus, agak kurus tapi montok,
terutama bagian pantat dan dadanya. Ia mengenakan rok putih pendek dan baju yang
longgar. Kakinya putih mulus. Dari bajunya yang semi transparan itu bisa
terlihat Bhnya yang ketat. BH yang dipakainya adalah model BH yang tanpa
gantungan lengan, jadi hanya dilingkarkan ke belakang. Aku nggak tahu model apa
namanya tapi yang jelas sexy sekali. Kata si Antok mbak Lina ini baru brumur 24
tahun. Masih muda juga, pikirku.
Tanpa disuruh dua kali kami pun bergegas masuk. "Kenalin Di, ini mbak Lina,
kenalanku… dia jago lho", katanya sambil tersenyum aneh. "Andi", kataku
memperkenalkan diri sambil berusaha memberikan senyum seramah mungkin. "Lina",
sahutnya. Tangan mbak Lina bener - bener halus. Pikiranku mulai ngeres mbayangin
gimana kalau tangan sehalus itu membelai si Otong. "Temen SMAnya Antok ya?",
tanyanya membuyarkan pikiranku."Eh, enggak kok mbak, kami ketemu waktu dia jadi
kuli angkut di pasar.", kataku sambil berusaha bergurau. Pok! Tangan si Antok
mendarat di kepalaku "Enak aja! Yang kuli itu kamu!", katanya sewot."He..he…..",
aku cengengesan. "Udah, udah… ayo duduk dulu", kata mbak Lina sambil tertawa.
Kamipun duduk di kursi kamar tamunya yang mewah. "rumah sendiri mbak?", tanyaku
berbasa basi. "Oh, enggak… kontrakan. Sewa rumah bareng sama temen - temen.
Lebih nyaman kalo ngontrak rumah", katanya. "Koq sepi mbak?",tanyaku lagi. "Iya,
pada ngajar di 'pri------. Ya ginilah keadaannya, pada gantian jaga rumah.
Paling - paling mereka pulang jam sembilan nanti, Eh, Sebentar ya, mbak buatin
minum dulu.". Sekejab kemudian mbak Lina masuk ke dalam.
"Eh,… Di, aku pergi rokok sebentar ya? Kamu di sini dulu, paling cuma lima belas
menit aku perginya", kata Antok tiba - tiba. "Tadi enggak sekalian beli di
jalan?!", kataku. "Lupa !, sebentar ya?", katanya ngeloyor pergi. Sebentar
katanya,… aku tau kalo perginya bakalan lama, soalnya si Antok itu perokok yang
fanatik sama merek Marlboro. Kalo enggak merek itu dia nggak mau. Dan merek itu
biasanya cuma dijual di toko - toko besar kayak supermarket. Lagipula selama
perjalanan kesini nggak kulihat supermarket, so pasti perginya lama sekali.
Sayup - sayup kudengar motor Antok pergi meninggalkan aku sendirian. Ah,
persetan,…. Pergi aja yang lama, biar aku bebas omong - omong ama mbak Lina,
pikirku.
"Lho, mana Antok?", tanya mbak Lina yang tiba - tiba muncul sambil membawa dua
gelas Ice tea alias es teh. "Pergi mbak, pergi rokok", jawabku singkat. "Ya
udah,…. Ayo diminum dulu..", jawab mbak Lina "Adanya cuma itu, nggak papa kan?".
"Ma kasih mbak….. benernya pengen susu sih, tapi…. Nggak papa deh..", jawabku
setengah bercanda setengah mesum. "Dasar..", sahut mbak Lina sambil tersenyum
manis. Mbak Lina duduk berseberangan denganku. Waktu dia duduk kaget juga aku
karena dia ternyata nggak pake cd. Ini bisa kulihat karena mbak Lina duduknya
nggak rapi. Kakinya yang mulus itu agak membuka. Dari tempat aku duduk memang
enggak begitu jelas tapi aku yakin kalo dia nggak pake cd karena di dalam rok
itu jelas nggak kulihat sepotong kainpun. Sambil minum aku terus mandangin
bagian bawah mbak Lina. Sepertinya mbak Lina enggak menyadari hal ini karena
pandangan mataku agak ketutup gelas yang aku pegang. Tau kalo ada barang bagus
si otong mulai bertingkah. Si otong mulai bangun, ini membuat aku salah tingkah
berusaha nyembunyikan sikap si otong. "Kamu enggak ngerokok, Di?", tanya mbak
Lina mengagetkanku."Eng… Enggak mbak..",jawabku terbata - bata."Mbak Lina enggak
ngerokok?", tanyaku balik. "Eh,… enggak, mbak lebih suka nyedot cerutu",
jawabnya agak nakal. Celaka, kali ini si otong bener - bener nggak bisa diajak
tenang lagi, si otong spontan nyembul di balik celanaku. Sundulannya di balik
celanaku membuatku kaget. "Eh,… mbak… bisa pinjem kamar mandinya", tanyaku agak
panik. Kelihatannya mbak Lina sempat lihat nyembulnya si otong ini. Kelihatannya
ia agak kaget juga. "Bisa,… masuk aja…. Sepi koq, nggak ada siapa - siapa. Kamu
jalan terus aja, ntar kamar mandinya di sebelah kiri." Jawab mbak Lina. Sambil
berusaha menutupi si Otong demi menjaga sopan santun, aku bergegas menuju kamar
mandi guna mengatur letak si otong. Kamar mandinya luas juga. Lengkap dan mewah
perbotannya. Di pojok kanan ada bathtub ukuran sedang, di sebelahnya ada shower,
dan laen sebagainya yang semuanya serba putih bersih. Segera kututup pintu kamar
mandinya. Bergegas aku membuka kancing celanaku dan meraih si otong. Si otong
kali ini memang bener - bener bandel. Si panjang gemuk itu sudah keras sekali
rasanya, udah minta dikocok kayaknya. Belum sempat aku mbenerin si otong tiba -
tiba pintu kamar mandi dibuka. Celaka, aku rupanya lupa mengunci pintunya. Rasa
panikku hilang berganti rasa deg - degan waktu orang yang nongol dari balik
pintu itu adalah mbak Lina. Si otong langsung berdenyut - denyut melihat situasi
yang terjadi, ia tahu peristiwa apa yang akan terjadi selanjutnya. Kini sengaja
tidak kututup celanaku sehingga mbak Lina bisa melihat dengan jelas si otong.
"Eh,.. sorry, mbak cuma mau nganterin sabun….", kata - kata mbak Lina terhenti.
Mulutnya ternganga dan matanya melotot melihat si otong. Agak lama juga kami
berdua terpaku. Lalu perlahan - lahan tanganku mulai mengocok si Otong dengan
pelan. Mbak Lina tetap diam sambil merhatiin apa yang aku lakuin. "Tolong dong
sekalian sabunin si otong, mbak…..", ajak ku berharap. Mbak Lina kelihatan ragu.
Kuhampirinya dengan pelan. Kutarik tangannya dan kutuntun ke otongku.
Dipegangnya si otong dengan ragu ragu. Kemudian dengan lembut ia mulai mengocok
si otong turun naik. Kesampaian juga fantasiku untuk dikocok tangan halus itu.
"Enak Di?", tanyanya lirih penuh nafsu. "Ahh…" enak sekali mbak….uh…". tanpa
disuruh tanganku mulai merengkuh payudaranya yang sintal. "Ssshh.., ahh…jangan…
" mbak Lina merintih keenakan. Tak kuhiraukan omongannya, tanganku mulai merogoh
payudaranya. Mbak Lina mulai terangsang tangannya mulai mempercepat ritme
gosokannya. Segera tanganku mencopoti kancing baju dan BH nya. Segera setelah
baju dan BH nya jatuh ke lantai, payudara mbak Lina dapat terlihat dengan jelas.
Padat sekali dan berwarna putih mulus dengan puting susu yang berwarna pink.
Putting susu itu membusung kedepan memperlihatkan lancipnya payudara mbak Lina.
Langsung kuremas payudara kirinya sementara tangan kananku memilin - milin dan
menarik putting susu kanannya. "Ah……" mbak Lina semakin merintih keenakan.
Kudekatkan kepalaku ke dadanya, ku hisap - hisap puting kanannya. Mbak Lina
semakin menggelinjang. Tangan kananku mulai bergerak turun, mengelus - elus
perutnya yang padat. Mbak Lina semakin terangsang dengan cepat ia melorotkan
celana jeans dan cd ku. Si Otong langsung menyembul keluar memperlihatkan
seluruh bentuknya. Mata mbak Lina tak lepas - lepasnya dari si Otong. Tangannya
mulai membelai buah pelirku dengan ganas semantara tangannya yang lain semakin
keras mengocok si otong.
Nikmat sekali rasanya gesekan tangannya dengan si otong. Rasa enaknya sampai ke
seluruh urat sarafku sehingga tanpa kusadari badanku mulai bergetar keenakan.
Kedua tanganku segera bergerak menjelajah ke bagian memek mbak Lina. Dengan satu
tangan ku angkat roknya sedangkan tanganku yang lain mulai menelusur lebih dalam
lagi. Ternyata memang betul mbak Lina tidak memakai cd, dengan mudahnya dapat
kutemukan clitoris di belahan memeknya. Mbak Lina rupanya telah mencukur habis
jembutnya karena tanganku tidak menemukan sepotong rambutpun di sana dan aku
merasa memeknya licin dan bersih. Memek model begini yang membuat aku terangsang
hebat. Kubuka belahan memeknya. "Ah…...enaaak… " mbak Lina mengejang keenakan
begitu ku gosok dengan lembut clitorisnya. Kuputar - putar clitorisnya dengan
ibujariku sementara jari tengahku mulai masuk ke liang senggamanya yang sudah
basah kuyup. Tiba -tiba mbak Lina menarikku tanganku, tanpa sempat aku berkata
apa - apa ia membungkuk dan dengan ganas otongku dimasukkan ke dalam mulutnya.
Sedotannya terasa enak sekali. Lidah mbak Lina yang bermain - main di bagian
sensitifku sementara mulutnya yang menghisap maju mundur membuatku kesetanan.
Tanganku meremas - remas payudara dan pantatnya dengan kuat, lebih kuat dari
sedotannya. "mmmmmmm…..", mbak Lina mengeluh keenakan. Beberapa detik kemudian
rasa enak itu tak dapat kutahan lagi. "Ahhh… mbak, aku mau klimaks nih….uh…..".
Mbak Lina tak menyahut, hanya mempercepat gerakan mulut dan lidahnya. Tak dapat
kutahan lagi, spermaku keluar dengan derasnya. Begitu banyaknya yang keluar
sampai - sampai spermaku menetes keluar dari mulutnya. Setelah 6 sampai 7 kali
semprotan, aku pun lemas keenakan. Mbak Lina tau kalau aku sudah puas, ia mulai
mengendorkan sedotannya, lalu kemudian melepaskan si otong dari mulutnya. Mbak
Lina tersenyum nakal, rupanya ia telah menelan semua spermaku, sedangkan tetesan
sperma yang sempat lolos dari mulutnya menetes ke payudaranya.
Walaupun telah mencapai klimaks, si otong tetap nggak mau kendur juga. Tau
keadaan si Otong yang seakan menantang, Mbak Lina yang belum terpuaskan segera
kembali beraksi. Dibelakanginya aku. Ia membungkuk, di lorotkannya rok putih itu
sambil memamerkan memeknya dari belakang. Gila, bagus bener bentuknya, pikirku.
Memek yang bersih licin itu berwarna merah jambu. Karena tak ada sehelai
rambutpun yang menutupinya, dengan jelas dapat kulihat setiap lekuk memeknya.
Memek yang basah kuyup dengan bibir yang merekah itu menantangku. Tak boleh
kulewatkan kesempatan untuk ngerasain memek cewek ini. Kuremas memeknya dari
belakang, kugesek clitorisnya dengan semua jari - jariku. Kugosok - gosok
clitorisnya dengan cepat. "sssss… cepetan Di,… cepet masukin kontolmu… aku udah
gak tahan….. ssss", mbak Lina memohon. Lalu dengan jari telunjuk dan jari tengah
kubuka bibir memeknya. Si otong tanpa basa basi langsung kuhujamkan keliang
vaginanya yang sudah terbuka. "Ahhh…", mbak Lina merintih keenakan karena si
otong bener - bener menuh - menuhin memeknya dari dalam. Dengan beberapa kali
desakan, si otong kudorong mentok ke liang rahimnya. Memek mbak Lina bener -
bener seret rasanya. Enak sekali ngerasain memek yang seret anget basah itu.
Kali ini kugerakkan pinggangku maju mundur secara kuat, mbak Lina tampaknya
menyukainya. "terusss… ahh…. Lebih cepat… lebih cepat…. Ahhh…." Tangan kiri mbak
Lina mulai menggesek - gesek clitorisnya sendiri menggantikan tanganku.
Kupercepat gerakan ku sampai sampai terdengar bunyi gesekan si otong dengan
memek mbak Lina. Kupegang pinggang mbak Lina dengan kedua tanganku untuk
membantu si Otong keluar masuk. Mbak Lina juga tak mau tinggal diam, ia memutar
- mutar pinggulnya dengan kencang. Tak lama kemudian mbak Lina mulai
menggelinjang, menggelepar - gelepar sambil merintih keenakan. Tak sampai lima
detik kemudian tubuhnya menegang. Sambil berteriak keenakan mbak Lina mencapai
klimaks. Kurasakan denyutan memeknya memijat - mijat si otong dengan kerasnya.
Keadaan ini membuat si otong muntah untuk kedua kalinya. Kami berdua merintih
keenakan. …
Sedetik kemudian kami colapse di lantai porselen putih kamar mandi itu. Kami
berdua terengah - engah, mengatur nafas yang mungkin terlupakan sewaktu kami
berdua asik tadi. Kupeluk mbak Lina dari belakang. Kudekatkan bibirku
ketelinganya. "Makasih ya mbak", bisikku dengan agak parau. "Ah, mbak yang
terima kasih",jawabnya sambil tersenyum manis sekali. Kuciumi tengkuknya dengan
lembut, lalu perlahan - lahan kujilati kupingnya sambil merintih untuk memancing
mbak Lina kembali. Si Otong masih tetap ngaceng, mau minta lagi. Ku tempelkan si
otong ke pantatnya, perlahan kugesek - gesekkan. Tanganku mulai beraksi lagi.
Kujelajahi memeknya yang kian basah. Spermaku meleleh keluar dari memeknya dan
membasahi pahanya. Kumainkan cairan putih itu. Clitorisnya yang mulai lemas
kembali menegang. Tanganku mulai naik ke atas, meremas - remas payudaranya yang
padat. Mula - mula lembut kemudian mengeras dan mengeras. Mbak Lina merintih
keenakan. Pantatnya yang sintal mulai digosok - gosokkan ke belakang sehingga
menyentuh si otong. Tak tahan lagi kumasukkan si otong ke memeknya dari
belakang. Kutindih tubuh mbak Lina. Mbak lina yang dalam posisi telungkup dan
berada di bawah tak bisa berbuat banyak. Di rentangkannya kakinya yang mulus dan
jenjang itu untuk mempermudah si otong masuk. Dengan tangan yang terus meremas -
remas dan memilin - milin payudara serta putingnya itu aku memompa mbak Lina
dengan sangat bernafsu. "Oh… enak sekali Di, mbak seneng sama posisi
ini….",katanya tersengal - sengal. Kuciumi tengkuknya dengan ganas. Mbak Lina
hanya bisa menggelepar keenakan. Tak lama kemudian mbak Lina klimaks untuk kedua
kalinya. Tanpa memperdulikan mbak Lina yang terus mengejang kupercepat ayunan si
otong. Bunyi yang dihasilkan dari kecepatan dan basahnya memek mbak Lina
membuatku makin bernafsu. Lama sekali mbak Lina mengejang keenakan sampai
akhirnya aku keluar juga. Kali iniku semprotkan spermaku ke pantatnya. Karena
udah tiga kali aku klimaks, air maniku tak sebanyak semprotan yang pertama dan
kedua, tapi cukuplah untuk membasahi pantat mbak lina yang merangsang itu.
Akhirnya aku colapse lagi di atas mbak Lina.
"Gila, mbak sampai lima kali berturut - turut lho Di…", kata mbak Lina manja.
"Hah…? Lima kali berturut - turut ? Gila…. Pasti enak bener rasanya…", sahutku
dengan iri. Mbak Lina cuma tertawa manja. "Makasih ya Di….. udah bikin mbak
keenakan…. Sampai enam kali lho…..",kata mbak Lina sambil membalikkan tubuhnya.
Aku pun bangun dan hanya tersenyum saja. He… he…. Ini belum seberapa, aku bisa
buat mbak berpuluh - puluh kali klimaks, batinku.
Singkatnya setelah beres - beres sebentar kami menuju ke ruang tamu, ngobrol
sebentar sambil nungguin Antok datang. Lima menit kemudian Antok datang sambil
cenngar - cengir, "Gimana? Mbak Lina jagoan kan?", tanyanya menyindir. "Rupanya
kamu tau juga ya?", tanyaku memancing.
Kami bertiga tertawa penuh arti malam itu…….

saling mengeluarkan lidah dan saling menjilat kemaluan

Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai. Dan akhirnya aku ama Kak Wina orgasme secara bersamaan. Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya. Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat. “Kok jadi bengong sih, Mas? Mikir yaa..” “Memangnya kamu berani..?” tanya saya, “Dan lagi saya juga bisa mbales,” “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu. “Iya. Aku menyayangimu. Aku pingin mengeksplorasi semua pesona kewanitaanmu”, kataku.

Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya, “Bless.. bless.. bless..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, “Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku. “Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya. “Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?” “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..”. Siang itu panas sekali terasa. Tidak seperti biasanya panas matahari makin menyengat saja. Segera kutancap motorku agar aku cepat sampai di rumah. Begitu sampai di rumah, segera saja kulepaskan seluruh seragam sekolahku dan langsung saja aku meloncat ke kolam renang. Aku duduk di meja ruang tamu yang pendek itu sambil menghias kembali dandanan yang berantakan. Dalam hatiku berkata mau Dit, kontol kamu enak sih.. “Uuhh tante nikmat tante.., mm tante cantik sekali oohh..”. “Celaka, jangan-jangan.., Om Toto tahu.., Ah nggak munkin mereka sudah sampai di LA..”, batinku merasa khawatir.

“Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”. Kontolku seperti dimakan oleh memeknya tante, amblas.. Kutarik pelan-pelan kontolku.. Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak menjulang di udara. Aku benar - benar terangsang. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahh argghh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shh sayang.. enak sekali oohh yess.. oohh good.. ooh yes..” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, “Aahh.. cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojok-rojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh.. shhss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. Demikianlah sekelumit kisahku, apabila ada diantara pembaca yang juga membutuhkanku, seperti ciri-ciri wanita yang sangat kusukai, yaitu berusia 30-40 tahun. Silakan hubungi aku via e-mail. Beberapa saat kemudian Kak dewi mengerang puas ah. a. h.. ah. ah. ah. ahh.. ha.. sambil nafasnya agak tersengal. Penisku terasa dijepit otot vagina Kak Dewi yang yang berkontraksi. Kucabut penisku dan kutarik Mamaku. Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang. Mamaku hanya mendesah kecil. Aku menikmati goyanganku. Aku lalu membalikkan tubuh Mama keatas. Mama bergoyang bagai menaiki kuda. Tanganku meremas-remas pantat Mama dan membantunya turun naik. Ooo.. ahh.. yehh.. erang mama sambil memejamkan matanya. Payudaranya bergantung dan bergoyang. Ohh..ahh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah. Kurasakan Mama sudah orgasme. Kupeluk Mama dan kubalikkan badannya. Kak Dewi langsung mendekat dan menjilati payudara Mama. Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi Mama telentang. Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak. Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut Kak Dewi dan Mama. Mereka berebutan. Spermaku muncrat kewajah mereka berdua.

Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan.. “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..” “Mau di lap tante?”, aku menawarkan tissue. “benar kok. Tante memang cantik.”Terus kami nonton TV lagi.. Segera kuarahkan mulutku keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang mengelilingi vaginanya dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk. “Oh ya. Saya dari Cikampek, habis bermalam di rumah orang tua dan mau pulang ke Pondok Indah,” jawabnya. Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Wike ada di Ykt. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang kehotel *** tempat mereka menginap. Sambil jalan aku membayangkan sosok tante Wike. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 175 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar. Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Wike dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, tante Wike mirip Vina Panduwinata. “Toni sayang banget sama Mama,” kataku. “Wek, sini tangkep kalo bisa,” ejeknya dengan menjulurkan lidah.

“Susu tante enak. Aku suka susu tante..” kata si Ita sambil narikin jembutnya Candra yang nongol terus dari pinggiran CD. Oktober 30, 2006 “Apakabar Iwan”. Akhirnya, tubuhnya mengejang. Matanya terbelalak, lalu terpejam, dan dia pun memelukku erat. Kudengar isak tertahan. “Aku nikmat. Aku lega. Aku bahagia”, bisiknya. Air mata membasahi kelopaknya. Kucabut penisku. Masih tegang. Aku juga ingin orgasme. Tapi aku kasihan kalau harus menyetubuhi dia terus. Pasti vaginanya capai. Atau malah lecet. Karena barusan tadi kurasakan bulu kemaluan ikut masuk ke liangnya, bersama penisku. Mungkin bulu kemaluannya. Karena setiap kali kami bercumbu, bulu kemaluannya banyak yang rontok. “Tante, gimana rasanya sekarang. Sudah baikan?” Selanjutnya gerilyaku pindah ke leher depan. Kupandangi lipatan dua gunung yang menggumpal di dadanya. Sengaja aku belum melepas BH, karena aku sangat menikmati wanita yang ber-BH hitam, apalagi susunya besar dan keras seperti ini. Jilatanku kini sampai di lipatan susu itu dan lidahku menguas-nguas di situ sambil sesekali aku gigit lembut. Kudengar ia terus melenguh keenakan. Kini tanganku meraih tali BH, saatnya kulepas, ia mengeluh, “Mas.. jangan, aku malu, soalnya susuku kegedean,” sambil kedua tangannya menahan BH yang talinya sudah kelepas. “Coba aku lihat sayang..” Kataku memindahkan kedua tangannya sehingga BH jatuh, dan mataku terpana melihat susu yang kencang dan besar. “Mah.. susumu bagus sekali, aku sukaa banget,” pujiku sambil mengelus susu besar menantang itu. Putingnya hitam-kemerahan, sudah keras.


SERU BANGET..
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku. aku lihat jam sudah menunjukan 11.30 berarti bentar lagi harus sekolah, aku ngalah, aku kenakan pakaianku kembali! “Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan. September 22, 2006 “Tolongin apa Tante?” Aku sunguh sangat terpesona melihat mereka berdua bergulat, aku akui memang Mbak Wina itu sudah mahir dan pandai sekali memainkan lidahnya. Dan tentu saja langsung kupenuhi permintaannya.. Pikiranku mulai berpikiran lagi untuk bersetubuh dengan tanteku. Aku duduk diranjang di bagian atas kepala tanteku dan mengurut kepalanya. Aku bisa melihat dada tanteku yang menyembul karena saat itu dia memakai piyama warna putih yang tipis..

“Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?” Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Sofi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur. “Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha. “John, aauugghh. Sakit. Pelen-pelan ya..” “Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi. “Kamu bawa mobil..?” tanya saya. Posisi kami berbalik. Kini Tante Sofi menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk. Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.

Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”. “Iya nih maklum melihat keindahan tubuh Cindy aja sudah horny.. tanpa harus melihat vCD pun aku sudah horny..” Kami pun tertawa. Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku. “Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi. “Oke deh kita kekamarku aja yah?” sambil dia menuntun aku ke kamarnya. Akhirnya, “Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..!” teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang menusuk vaginanya dengan semakin dahsyat. Kuturuti permintaannya hingga kontolku terasa mentok di perutnya. Lalu tubuh Tante Merry mengejang untuk yang kedua kalinya. Setelah 30 menit mengocok kontolku di dalam memeknya, kontolku terasa geli-geli nikmat. Sedetik kemudian tanpa sadar gerakan badanku semakin cepat. Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny, “Boleh Roy minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.

“Wah. Bawa teman ya?” kata Asti. Dalam posisi begini, aku cium dan jilati leher dan bagian kuping yang tepat di depan bibirku. “Ach.. uh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Mulai terangsang, pikirku. Setelah puas dengan leher dan kuping kanannya, kepalanya kuangkat dan kupindahkan ke dada kiriku. Kuulangi gerakan jilat leher dan pangkal kuping kirinya, persis yang kulakukan tadi. Kini erangannya semakin sering dan keras. “Mas.. Mas.. geli Mas, enak Mas..” Sambil membelai rambutnya yang sebahu dan harum, kuteruskan elusanku ke bawah, ke tali BH hingga ke pantatnya yang bahenol, naik-turun. “Ayokk Tantee keluarin didalemm yah Tantee achss” Kiky kemudian menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Winny. Kedua bibir mereka berdua saling bersentuhan dan keduanya juga saling mengeluarkan lidah dan saling menjilat. Kedua tangan Kiky yang basah membelai punggung Winny. Winny juga ikut-ikutan membelai punggung Kiky dengan kedua tangannya yang telah dibasahi. “Kamu kok kaget banget sih. Berangkatnya tadi pagi banget sama Rudy. (Rudy bekerja sebagai asisten Papanya) Mungkin karena buru-buru jadi nggak sempat ngasih tau Jack”. “Aduh, gimana ya Tante, nanti kalau pacar dan sephia Sony tahu gimana dong jadinya..?” kata saya ragu tetapi girang.

“Iya deh Tante, tapi Sony tutup rental dulu ya..?” kata saya sambil terus berdiri dari kursi. “Susu tante enak. Aku suka susu tante..” Mama saya, seperti kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman. Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas. Setiap sore mama selalu berada di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore kubahiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri - curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari belahan dasternya, pahanya yang sekali-sekali tersingkap jika Mama menungging, atau memeknya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu Mama berjongkok. Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang sekilas kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD simpanan di kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan kumainkan. Sesaat aku kaget, Dina masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan bingung.

mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya Tante Sofi

22
Asian 4 You Moviez (10 )
Manila X - HOTT (CROTZZZ) 100% UNCENSORED (1 )
Bintang LUX (21 )
Bali.... (8 )
Crouching Tiger Hidden Sex (1 )
nelanjangin abg tidur penuh sensai ga seeeeh???? (101 )
pacarku binal (17 )
toge (13 )
UnderGround Hanna Susanti (11 )
Tante... Tubuhmu memang menggiurkan.... [Part 4] (70 )
Toge Juga Neh (4 )
Duh Cantiknya (12 )
Ontop Apanya yaaahhh... (20 )
elin abis berenang (16 )
underwear koq imitasi (1 )
tanyaken why?? (18 )
Crazy Scum --> silakan dinikmati.. (0 )
red hot fetish collection cuma 700MB UNCENSORED ;) mau? klo engga mau nyesel lohh (1 )
Hotel berbintang service nya emang mantaf termasuk WP nya (9 )
Yg demen ABG Jepun (10 )
Yui Asahina - Yuichan (10 )
Private (96 ) 14
dhita (8 )
[Video] Hot Indian Women Fucked Senseless (RS) ::: (1 )
Sakura Sena Santa Girl (5 )
Tokyo Hot... Lokal Abiess !!! (8 )
avena lee (1 )
[j3sp3r] japon ....... crutttttzzzz :::::::: (2 )
dijamin mulus... (5 )
--------------------------------------------------------------------------------

mandi yuuk (4 )
[voyeur] paha cewe di bus Patas AC P11 (46 )
tidur aahhh 43
[db] Nikmatnya Lembur Bersama... (31 ) 16
Mulus dan Licin bodinya ..... (6 )"> 48,
Rambut pirang... (5 ), 23,
Pakistan 18 Years Old - CANTIK Man... 100% UNCENSORED... (22 ),
Biru dan ungu... (7 ),
koleksi pribadi (11 ),
Dipoto pake HP (3 ),
hiiiihiiiii.... kamar ganti angker... (35 ),
Begaya nih ye... (17 ),
Cara Cewe India mengoral (0 ),
,
ketika orang jepang maen sama orang negro (10 ), ,
toge tapi kok hobbynya teriak2????? (86 ),
skandal muda-mudigress (12 ),
[picture]--katanya namanya mei li.. (10 ), 16,
adek malu ak...........,
SEGERNYA...... (17 ),
Siapa ya....???? (5 ),
Gimana ??? jadi coba handycam ngga say .... ^.^ (6 ),
ABG Berkacamata...manies (18 ),
Cucuuu Mamah... (81 ),
miho cakep(gudang) w/ preview (12 ),
Super Lingerie.....sexy buanget.... (31 ),
koleksi indo (12 ),
Ngecroot ditangan ABG SMU (36 ),
[HOT]Koleksi Video Japan Mantap sekali !!! (0 ),
Meki yg sering ku pake....... (16 ), 43,
MaSni, ShOw HeR BoDy (17 ),
RAN MITSUYA-Uncensored (0 ), ,
Risa On TV (2 ),
,
lumayan mupeng neh... (12 ),
Vivian Hsu.. Vid +preview (37 ),
Sook Yin Lee - Shortbus ( Kamasutra ) (11 ),
S e X y (25 ),
Crazy with Della (5 ),
Ga Ada Rotan..Akar Pun Jadi (18 ),
Silakan Digoyang Mang..... (4 ),
Hsu Chi (aka Qi Shu) (4 ),
cewek cantik 18 tahun (11 ), 34, 45">
nikmatin ya bro (3 ) 36
Mawar merah... (5 )
Susu segeeeer (7 )
Si ABG mulus Eci ... (104 )
Japan Fanta Dream (0 )
Setelah permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi sering melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Evi dan kadang di kamarku. Evi yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu. “Wow, gede banget Yud!” Di sini, Imel mencoba menjelaskan, “Rev, Mami jangan disalahin ya.., Revi sayang Mami kan?” “Cabut dulu Ren” Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless, lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun. Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya. “Oh Van.. aku sangat.. suka.. milikmu ini.. Van yang besar dan keras ini.. akh.. ogh.. ogh.. terus Van.. ah..” “Sudah, Ran. Tante mau ke kantor”, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

Ada cairan yang keluar dari memeknya. Kujilat dan kutelan lagi karena rasanya enak dan aku menyukainya. Lalu aku bangun. Kulihat wajahnya tersenyum puas. “Oohh.. ohh.. emhh..” Tante Wike mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Tante Shinta langsung mengangkat tubuhnya dan dengan cepat berganti posisi berbaur dengan keempat sahabatnya. Kelima wanita itu bersorak melihat penisku yang memuntahkan sperma secara gila-gilaan. Lidah mereka berebutan menangkap cipratan-cipratan sperma yang keluar dari penisku. Ughh.. Mereka juga menjilati sperma yang berceceran di sekitar selangkanganku. Sejak aku duduk di bangku SMA, aku selalu meraih ranking pertama dalam tiap semester, sikapku agak pendiam dan pemalu karena waktu itu mungkin diantara seluruh murid akulah yang termiskin, Walau demikian tidak sedikit teman sekelasku yang wanita mendekatiku, yah mungkin untuk sekedar nyontek kalau ulangan, diantara sekian banyak cewek, ada yang sangat menarik perhatianku, namanya Jenny, julukannya TOGE PASAR (TOket GEde PAntat beSAR). kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. ***** Eh Mirna malah menjawab, “Di dalam aja Mas, kayaknya aku juga mau keluar lagi, barengin ya..?”

Sekarang dia tidak lagi memanggilku Jack, tapi sayang. Aku semakin cepat menggerakkan lidahku berputar-putar di klitorisnya dan sesekali aku menyedotnya dengan keras. Beberapa detik kemudian kurasakan badannya bergetar dan kedua tangannya menekan kepalaku ke memeknya sehingga aku sedikit susah bernafas. Mungkin dia sudah mau keluar, pikirku. Aku semakin kuat menjilatinya hingga tanpa sadar dia berteriak.. Seiring berjalannya waktu, penisku mulai tegang kembali. Tanpa memberitahu kakakku, kodorong dengan paksa penisku untuk dapat masuk kedalam vagina kakakku. Mbak Ani berusaha untuk menjerit, tetapi jeritannya tertahan karena mulutnya sedang beradu dengan mulutku. Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Asti, lehernya telah dijilati oleh lidah Kiky, kedua tangan Kiky merayap masuk ke dalam kaos olahraga yang dipakai Asti, dibukanya kaitan bra yang dipakainya. Kedua tangannya masuk ke dalam bra yang sudah longgar itu dan meremas kedua payudara Asti. Asti mencoba menoleh dan bibirnya bersentuhan dengan bibir Kiky. Mereka berdua saling berciuman. “Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya. “Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?” Seperti anak kecil yang penurut, saya langsung menghujamkan batang kejantanan saya ke dalam liang senggama Mirna yang sudah mulai agak terbiasa dengan ukuran kemaluan saya. Gerakan pantat Mirna yang maju mundur, benar-benar hebat. “Halo Son, sorry Mama nggak nelpon kamu pagi ini.., Mama telat bangunnya” aku diam saja. “Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.

Posisi seperti ini membuat mulutnya pas berada dibawah memekku, dan Didit memberikan sedotan yang kuat. Aku mencondongkan tubuh Sedikit kedepan karena tidak kuat menahan sedotan di memekku. Tangan kananku menekan kepalanya yang tertutup bagian bawah gaun satinku. Didit mengulangi lagi sedotan itu cuma sekarang yang jadi sasarannya adalah itilku yang kena disedot. Keempat sahabatnya setuju. Kelihatannya Kelima wanita itu ingin menggilir penisku bergantian. Ughh.. aku sedikit nggak pede, apa iya aku mampu. Sekarang aja rasanya udah mau orgasme sejak bergumul dengan mereka tadi. Tapi mungkin pil yang disuapkan Tante Irene tadi bisa membantu. Setelah itu kami berdua sama-sama ketagihan. Kami bermain mulai dari kamar saya, pernah di sebuah hotel di kaliurang malah pernah cuma di dalam mobil. Rata-rata dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan karena Tante Vida pintar membuat variasi permainan sehingga kami tidak bosan. Setelah Tante Vida menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin saya cuma bisa dengan pacar saya, Nanda. Untung kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan saya kurang puas mungkin karena saya sudah jadi “Hiperseks” atau mungkin Tante Vida yang begitu mahirnya sehingga bisa mengimbangi apa yang saya mau. Nah, buat cewek-cewek atau tante-tante bermukim di Yogya yang sama-sama tegangan tinggi, kapan-kapan kita bisa saling berkenalan dan berhubungan. Mungkin kita bisa bermain seperti Tante Vida. “Sabar ya Ko Indra sayang..” “Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita. “Sepuluh, seratus, seribu, sama saja. Aku sudah memasuki pintu klimaks..” Kami saling pandang penuh makna. Pandangan yang mengartikan kesepakatan untuk berbuat apa saja tanpa batas. Matanya nampak ‘binal’ seperti perempuan yang mendambakan untuk dipuaskan. Adakah suaminya tak mampu memberikannya? Aku pikir tak usah bertanya. Kalau memang mau ya, lakukan saja apa yang ku mau. Dan aku yakin sesungguhnya ibu ini telah mengundangku. Sangat bodoh kalau aku tak tahu dan merespon undangannya. Aku harus cari akal. Kami tak lagi bisa konsentrasi makan.

Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya, “Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang..” “Ohh ya dech Tante.. nggak apa-apa daripada ketahuan Om nanti kita nggak bisa ngentot lagi” sambil tersenyum dan berharap rupanya dia untuk ngentotin aku lagi. Di sekolah, Winny telah bisa melupakan kejadian di bathtub kamar mandi Kiky. Tidak begitu dengan Kiky, dia tidak bisa melupakan sensasinya dengan Winny di bathtub kamar mandinya. Di kelasnya dia semeja dengan Asti. Asti Ananta. Usianya sama dengan usianya. Cewek yang beratnya sekitar 48 kg dan tingginya sekitar 168 cm itu suka memakai rok seragam 15 cm diatas lutut kebanggaannya. “Aku saja.” kata Hanna sambil bangkit dari spring bed. Tanganku bargantian memijati kedua payudara Sinta dan mengelus paha serta pantatnya, suatu ketika kuraba payudaranya, tanganku juga bertemu tangan Diana di situ, jadi masing-masing payudara Sinta dipijati 2 tangan. Suara desahan mereka berdua memenuhi kamarku, terkadang suara itu berubah menjadi, “Emhh.. emhh.. emhh!” sepertinya itu suara mereka berdua sedang berciuman sehingga desahannya terhambat, aku tidak tahu persis karena waktu itu pandanganku tertutup tubuh Sinta. “Ih Borry kamu kok belum nonton sudah ngaceng duluan..”


SERU BANGET..
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Kutarik dan dorong dengan pelan kontolku yang berada dalam lubang kenikmatan tanteku.. Tidak terasa tiga bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya. Oo… rupanya suaminya termasuk kelompok satu departemen dengan tuan rumah. Aku lihat beberapa pejabat lain yang kukenal pula dalam gerombolan suami ibu ini. “Cek.., cek.., cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana. Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya. Setelah aku puas dibibirnya, kini aku melumat dan mengulum payudaranya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang sebelah kanan. Kulihat mata tante Wike sangat redup, ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

“Ahhnnjingg.. Enakkhh..” aku tidak kuat akhirnya menahan tubuh dengan kedua tangan diatas meja tamu sehingga posisiku jadi menungging. Lidahnya bergoyang menikmati itilku kekanan kekiri, sedangkan tangannya mengelus-elus pahaku. Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras. Antara Birahi dan Gairah - 4 “Huuaah.., jam berapa sekarang tante?”. Sambil terus memegang penis saya yang mulai kembali mengeras, Mirna berkata pada Vina, “Nanti kalo’ Vina nggak bilang ke papi, Vina Mami beliin baju baru lagi deh, ya? Tuh liat, suntikannya Om Vito mulai keras. Vina diam aja ya, Mami mau disuntik dulu nih..!” “Wah seksi sekali tante” kataku.

Saya salah satu penggemar situs ini, menurut saya cerita-cerita di sini sangat menarik, karena itu saya juga ingin berbagi kepada semua penggemar situs ini mengenai pengalaman pribadi saya. “Oke, hati-hati ya..”, jawabnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum. Tahun Baru yang Indah Dengan bersemangat Mama mulai menaik-turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat melihat payudara Mamaku naik-turun seiring dengan goyangan pinggulnya. Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya. Oktober 30, 2006 Kulihat matanya berbinar-binar.

Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya. “Saya Jack, Tante”, ujarku. Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia. “Tadi Tante nggak ngeliat di kulkas ada susu,” jawabku semakin ingin tahu adakah rasa keberanian laki-laki pribumi ini terhadap seorang wanita chinese yang begitu aduhai. “Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya. “Ayo Ditt.. cepet keluarinn hhss” aku yang sudah berada diujung titik kenikmatan berteriak sambil mengangkat kedua tanganku keatas meremas-remas rambutku sendiri. Kemudian tangannya meremas-remas kuat di tetek ku karena Didit tahu kalau aku akan keluar. “Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.

“Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan penisku”. “Mm.., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..”, Belum lagi kalimat Tante Sofi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan “crupp..”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Yah.. pompa lagi.. cepat lagi.. Mamah juga Mas.. Kita bareng ya.. ya.. terus..” Dan akhirnya jeritan.. “Kamu nanti kalau balik ke sini bawa oleh-oleh lho?”, tanganku iseng meraba punggungnya yang halus mulus. Tante Sofi melirik nakal sambil terus berbicara. “Apa aja yang penting ada buat Mama.., eh!” ia merasa geli saat aku mencium pinggangnya, aku memeluknya dari arah belakang, tanganku meraba permukaan buah dada itu dan sedikit memijit. Tiba-tiba kedua payudara mereka sedikit demi sedikit sudah saling menempel dan mereka berpelukan. Adegan selanjutnya aku tidak melihatnya karena posisi mereka bergeser dari lubang kunci pintu kamar yang aku intip. Winny sendiri memakai kaos putih agak tipis yang biasa saja dan berlengan panjang serta memakai bra berwarna putih. Hanya saja kalau dia mengangkat kedua tangannya ke atas maka pusarnya akan kelihatan. Dia memakai rok panjang jeans biru dengan belahan selutut di samping kanan kirinya. Dia memakai rok tersebut dengan tanpa memakai celana dalam. “Papa mana, Ma?” tanyaku.

Shinta memasang anting di bibir kemaluan

18 Nungging aja yah mas... (46 ) 12
Aksi barang cantik (25 )
nude Japanese Olympics (4 )
Y!Intai (6 )
Chinese Virgin-Asia (35 )
Tante Cathy (52 )
Lucy lee.... (6 )
beninghay (19 )
kamikaze girl vol 37(sharekingdom) w/preview (13 )
Ce Cantik di-Foto Bugil.............! (49 )
Anggi sang Pembantu horny... (15 )
bagi yang suka lebat boleh liat (23 ) 8
[koleksi pribadi] ....Malu ah bang (24 )
Cewe LOMBOK bugil di kamar (1 )
ABG lagi berpose (12 )
Meraba nenen anak tetangga. (11 )
beLahaN tokEd and meMek ABG (98 )
ini tokedku(dibalik BH) (28 )
Salon Plus Plus Silahkan di lihat (81 )
Mandi.3
[Birrei Dolls] Full DVD Movie uncensored (0 )
Abg Cina Kota (4 )
"Step by Step" PANDA 18 thn (V(^^) (301 )
Evelyn Lin dkk (0 )
janda kembang (18 )
Cewe Cantik Kedai Handphone ~ Malaysia (3 )
Bini siapa ? (25 )
[3GP] campur-campur (0 )
Ragasia di balik sabun..??? (12 )
Salah satu pegawai bank.... (17 )
Tante AmeL (18 )
kaisar cina nge-sek sama selirnya (13 )
Perek (7 )
just want u see.... (15 )
cw indo ngangkang... (22 )
Exclusive High Quality Preview - Maria Ozawa aka Miyabi UNCENSORED (33 )
Gantian Mas (6 )
Disalah satu kamar hotel (15 )
lawas pooolll (1 )
Coba lagi Miyabi (0 )
Tora-Tora Platinum Vol.8.9 Hotgirl flyupload 108.69MB Un CEnsor (3 )
Mau gak kalau karoke seperti ini (13 )"> 29,
pecun in action (10 ), 30,
habis gituan tuh (12 ),
lucy ma (0 ),
Gold Angel vol.11 - Sakurako (2008) (2 ),
Ketawa trusss???? (42 ),
baru hunting nich (4 ),
lulus praktek, naik kelas deh!!! (1 ),
skandal didalam mobil (26 ),
--------------------------------------------------------------------------------
, 14,
malaysian women breast (1 ), 28,
--------------------------------------------------------------------------------
, 17,
[AN4U] Chelse (1 ), ,
bokep di hari natal (10 ),
My First Post :) (10 ),
eh elo ngintip ya..... (10 ),
pentil (5 ),
Panlok lagi nih...msh peret loh (40 ), , 43, 14,
diana zubiri broooo....... (25 ),
[db] TTM Yang Baik Hati... (42 ),
abg lg geboyyyyy (87 ),
mix (7 ),
Nih gw kasi buat bro DS'ers... (9 ),
Putih Masih Kenceng...... (146 ),
(req)Leah Dizon (1 ),
Dream Woman Vol.2 (0 ),
Nikmatnya keluar di dalam (8 ), 40,
Girls - vol 10 (0 ),
Mantab nich bro ( doggie sytle) (3 ),
Di Diskotik (Jepang) no.9 (3 ),
Mirip sama Asmiranda nih /w perview (16 ),
Namanya hasti... (33 ),
####Pingin Gaul??...Syaratnya Bugil#### (26 ),
Red Hot Jam Vol.40-Pervert Train (2 ),
Si cantik Aizawa Yume == Uncensored!!! (9 ), 38,
gimana dengan yg ini saudara2....... (55 ),
toket ma mekinya maknyusss (9 ),
real life cam... girl in action part finale... (3 )">
keasiiikan mek lov (27 )
Xcity Jap (1 )
First Impression @@@ Nice Gril @@@ Must Have@@@ (5 )
Pengen nenen ( YIntai ) (11 )
::: Charm (Pinoy) Photoshoot Video ( R/S ) ::: (2 )
“Yud, terus terang, gua udah kenal 3 kontol sampai sekarang!, dan kontol loe yang paling gede!” sambil bicara Jenny dengan trampilnya mengocok senjataku. Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku, “Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar” “Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam, Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh bagian muka Randy. Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu. “Kamu isepi dulu Bu biar lebih gede dan keras. Biar enak kalau masuk ke memekmu nanti”, katany dengan nada memerintah. “Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jeany mencapai klimaks yang ketiga kalinya, “Silahkan Tante, enak banget lo..penisnya, akukan tadi sudah dientotnya?” kata Angel.

“Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi aja dong.” Sementara Ivan semakin mempercepat goyangan pantatnya, batang kemaluannya semakin cepat menghujam-hujam lubang anus Tante Melly. Demikian juga jari-jari tangannya semakin cepat mencucuk-cucuk lubang vagina janda sexy itu. Dan desahan-desahan serta rintihan, tak henti-hentinya keluar dari mulut Tante Melly, saat menerima kenikmatan yang kini sedang menuju puncaknya. Dan ketika Ivan sudah tak mampu lagi menahan spermanya yang akan segera muncrat, maka desahan dan rintihan yang disertai jeritan keluar dari mulutnya. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya pada tusukkan yang kesekian kalinya, kemaluan Ivan berhasil menerobos masuk dan merobek selaput dara Poppy. Poppy menjerit sangat keras, merasakan nyeri dan ngilu pada lubang vaginanya. Tanpa memperdulikan jeritan Poppy, Ivan menekankan pantatnya lebih keras hingga seluruh batang kemaluannya masuk dan terbenam, tertelan lubang vagina Poppy. Ivan mendiamkan sejenak kemaluannya disana untuk beradaptasi sambil menatapi tetesan darah segar keluar dari lubang vagina Poppy dan merembesi paha mulus gadis itu. “Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”

“Eh, Mas Vito. Lagi ngapain Mas..?” tanyanya. “Ampuun, Didi.., tante mau diapain sayang..”, ia menurut saja. “Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya kembali. “Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih?”. Pada tahun baru yang lalu aku berkenalan sama cewek yang namanya Angelina yang biasa dipanggil Angel. Angel adalah cewek yang masih duduk kelas 2 SMP dengan tinggi 165 cm, dan dengan dada yang tak terlalu besar tetapi kencang dan mancung ke depan kira-kira 34, kulit putih, dengan pantat yang sexy. Yang pasti setiap cowok yang melihatnya akan menelan ludah. Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan. “Baik tante..”. Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku. Tampak Bu Soni telentang lemas dan aku tanya, “Bagaimana? Enak? Ada rasa puas?” “Lumayan nikmat, Jeng. Situ nggak jijik, ya.”

Mungkin ia tahu kalau aku terpesona dengan gunung gemburnya. Ia lalu mendekat ke ranjang, melatakkan kedua tangannya ke kasur, mendekatkan mukanya ke mukaku, “Mas..” katanya tanpa melanjutkan kata-katanya, ia merebahkan badan di bantal yang sudah kusiapkan. Aku yang sudah menahan nafsu sejak tadi, langsung mendekatkan bibirku ke bibirnya. Kami larut dalam lumat-lumatan bibir dan lidah tanpa henti. Kadang berguling, sehingga posisi kami bergantian atas-bawah. Kudekap erat dan kuelus punggungnya terasa halus dan harum. Posisi ini kami hentikan atas inisiatifku, karena aku tidak terbiasa ciuman lama seperti ini tanpa dilepas sekalipun. Tampak ia nafsu sekali. Aku melepas bajuku, takut kusut atau terkena lipstik. Kini aku hanya memakai CD. Ia tampak bengong memandangi CD-ku yang menonjol. “Lepas aja bajumu, nanti kusut,” kataku. “Malu ah..” katanya. “Kan nggak ada yang lihat. Cuma kita berdua,” kataku sambil meraih kancing paling atas di punggungnya. Dia menutup dada dengan kedua tangannya tapi membiarkan aku membuka semua kancing. Kulempar bajunya ke atas meja di dekat ranjang. Kini tinggal BH dan celana panjang yang dia kenakan. Karena malu, akhirnya dia mendekapku erat-erat. Dadaku terasa penuh dan empuk oleh susunya, nafsuku naik lagi satu tingkat, “burung”-ku tambah mengencang. Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain. “Dengan senang hati boss,” jawabku sambil mulai menjilati kembali tubuh bugilnya yang mulus dan menelentang pasrah itu tanpa ada yang terlewatkan. “Dua jam lagi Papa kamu pulang…” hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dari luar celana. “Tapi maaf!! Yah Mas Dewa, kamu jangan sekali-sekali menggoda mereka, karena mereka sudah mempunyai pasangannya masing-masing, oke!!,” kata Mbak Wina. “Keliatannya seru, lagi ngobrolin apaan nih?”

“Kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah?” “Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh”. “Ayo John pompa memek tante secepat dan sekeras mungkin dengan kontolmu itu.. Ougghh” “Appetizernya juga enak.” sambung Angela. Solo sepertinya, bulu ketek anti cukur, serabutan disekitar susunya yang 36. Pentilnya agak masuk kedalam. “Kok lain ya sama anak kecil?”


SERU BANGET..
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Aaahh.. Yoo..” Tante Emma mencapai klimaks. Aku mencoba bertahan, namun rembesan lendir dari dalam vagina Tante Emma yang membasahi penisku membuat tubuhku tak kuasa menahan nikmat. Crroott.. ccrrott.. croot.. ccroott.. ccrroott.. sekitar lima kali penisku menyemburkan sperma kuat-kuat ke dalam vagina Tante Emma. Kedua tanganku meremas pinggang Tante Emma. Sementara dari belakang Tante Rissa mendekap tubuhku erat-erat. Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku. Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun. Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku. “Mantan kakak kelasku yang lesbi itu datang ke Yogya.” jawab Dian. “Nggak Om, kami sama Mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!” kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama Maminya. Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu. Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi, sehingga pandai dalam bercinta. Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima. “Iya tante..” Hmm lezatnya, pantat Tante Sofi yang besar dan belahan bibir vaginanya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan Kak dewi saling menjilati spermaku yang muncrat kewajah mereka. Setelah 10 menit Kak Dewi keluar dari kamarku. Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan Mamaku. Dan kuakhiri dengan semburan sperma di dalam lubang anusnya. Setelah itu Mama keluar dan mandi. Sekarang aku benar-benar betah berada di rumah, kapan saja ada saja yang melayaniku (Mama dan Kak Dewi). Hampir tiap pagi aku mendapat jatah istong dari Mama. Tapi semua sudah kuatur. Kalo siang aku mainnya sama Mama, dan kalo malam malam lagi pengen, aku mainnya sama Kak Dewi. Tapi kadang nggak tentu juga, yang mana aja. Kalo Papa nggak ada kami main bertiga. Apalagi kalo Papa keluar kota kami makin bebas tidur bersama. Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani Mama dan Kak Dewi. Kejadian ini membuatku betah di rumah. Home Sweet Home.

“Ha.. pinjam CD..? Akhh.., kamu nakal deh..! Tante khan udah pakai CD sendiri.” kata Tante Mini. “Lin.. Kayaknya akuu jugaa maauu.. Keluuaarr..” “Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Melly melihat tingkahku. Perlahan gue melorot, dengan tetap mata memandang dia tangan gue pindah berputar meremas perlahan toketnya yang pentilnya “Tuann.. lepaskan Tuan, saya pembantu Tuan..” katanya. “Ooo begituu..?,” kata Linda (Linda ini adalah teman lesbinya Mbak Wina). “Di.., Didi.., ini Tante”, terdengar suara tante seksi eh Sofi memanggil. “Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.

Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang ’sibuk’), “Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak?” katanya. Sundel banget, doi sore itu pakai rok mini hitam kontras dengan kulitnya dan pakai baju beige yang ketat, tapi bahannya alus banget. Gue masa bodo deh denger ibu - ibu berkicau yang penting gue bisa liat terus Mbak Candra yang sesekali juga ngelirik gue, kalau bertatapan gue senyum doi juga dong. “Wah Cindy, vaginamu harum sekali, indah..” Wanita itu kelihatan gemas sekali dengan penisku. Padahal ukurannya biasa saja. Dibanding gigolo-gigolo simpanannya pasti penisku tidak ada apa-apanya. Tapi Tante Rissa bernafsu sekali menjilat, mengulum dan mengisap penisku. Hingga akhirnya wanita itu mulai tidak tahan dan tiba-tiba sudah berdiri mengangkangi tubuhku. Tante Rissa berdiri dengan lututnya dan mulai merendahkan badannya. Sebelah tangannya menggenggam batang penisku yang memang sudah keras dan basah oleh air liurnya. Tante Emma yang mengetahui hal itu langsung mengambil alih, tangannya menggenggam batang penisku yang semula digenggam Tante Rissa. Sementara kini kedua tangan Tante Rissa yang lembut bertopang di atas dadaku. Saya mengarahkan si ‘Adik’ ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. “Auughh..!” Marni berteriak kencang saat susunya disedot habis dan tangan Bonsa masuk ke liang senggamanya.

Aku dan Tiga Sepupuku Aku melangkah ke meja komputer di kamarku, mencoba melupakannya. Beberapa saat aku sudah tampak mulai tenang, perhatianku kini pada e-mail yang akan kukirim pada teman-teman netter. Aku memang hobi korespondensi via internet. Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar. “Ehmm iya Tante” dia berjalan sambil menatap paha aku yang terlihat sangat mulus sekali. “Ayo, masuk aja Jack. Silakan duduk. Sorry Tante masih keringatan. Jangan malu-malu. Anggap aja rumah sendiri. Ternyata kamu tepat waktu. Tante suka orang yang selalu tepat waktu”. Terus saya bukakan pintu, waktu itu saya sempat kaget juga melihat Tante Vida. Dia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar. Walau masih SMP kelas 2 lihat Tante Vida dengan pakaian gitu merasa keder juga. Payudaranya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu menahannya. Kemudian dia duduk di samping. Dia bilang, “Dod, kamu mau saya ajari permainan nggak Dod?” Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tapi permainan apa lha wong Dodi baru sakit gini kok!” “Sama Kak Wina, Linda, kalian berdua, baik sekali.. Terima kasih Kak..?” sambil aku membelai mereka berdua dengan penuh kasih sayang, kemesraan dan kelembutan. Terus mereka hampir secara bersamaan, “Sama Mas Dewa.. Kamu juga baik sekali.. Ama kita berdua.. Aku ama Kak Wina baru sekarang ngentot ama cowok yang penuh dengan kasih sayang, iyah kan kak..?” tanya Linda. Mulai kudaratkan bibirku di punggung kakinya dan kugeser pelan dari atas ke bawah sambil merasakan kehalusan kulitnya. Dari situ kugeser lagi bibirku ke samping kakinya hingga ke mata kaki yang membuatnya menggelinjang kegelian. Sylvi nampak sangat menikmatinya sambil terus mengepulkan asap rokoknya. Dinaikkannya sedikit kakinya agar aku bisa menciumi telapak kakinya yang berlekuk indah itu. Sylvi makin kegelian dan mulai merintih pelan waktu kucium sepanjang telapak kakinya yang beraroma khas, namun justru makin membangkitkan nafsuku.

“Aku Ardy”, sahutku sopan. Orang kedua yang “terpaksa”, tampil bugil adalah Tante Shinta. Wanita ini sedikit aneh karena sejak awal malah melepas pakaian dalamnya lebih dulu. Sehingga begitu wanita ini melepas gaun terusannya, tubuh mulusnya langsung terlihat jelas. Dan aku terkejut sekali melihat sesuatu yang berkilat di tengah-tengah kemaluannya yang hanya berbulu sedikit itu. Ooppss.. ternyata Tante Shinta memasang anting di bibir kemaluannya. Berikutnya yang jadi korban adalah Tante Yola. Baru kali ini aku melihat wanita berkulit hitam legam dalam keadaan telanjang bulat di depan mataku. Ternyata sexy juga. Apalagi tubuh Tante Yola sangat mulus dan terawat. Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu. “Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi. “Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

diusap-usapkannya jari-jemari saya diantara klitoris Donna yang sudah mulai basah

mandi bareng 1000 CEWEK SEXY (2 )
ya ling toge. cewe cungkok di sun city - jakarta. (14 )
Silakan disikat............. (17 )
Peg.Telkomsel makassar (13 )
Cewek HOT mandi di kali (8 )
amoy hot nih - toge dan lebat (15 )
View Full Version : Asia

Kumpulan Japan movies (update trus) (12 )
Usul buat tread ponsel
[db] Tunggu Apa Lagi Bro MQ Dah Basah Kayak Gitu... (62 )
Namanya Yati... (12 )
FEELING : Nozomi Uehara (0 ) 34
Update Bokep Asia Just Klick (0 )
IDM 5.14 + crack (1 )
Lagu DS Metal (2 )
Ngintip Ce Mandi Di Kebun Pisang (212 )
== Japanese Girl (Uncensored) - Aizawa Momo == (0 )
desktop gwa jadi aneh (3 )
Xp Style terbaru (10 ) 13
Hot Bollywood Rape Scene Never Seen Before in this forum... (5 )
kaede(indoupload) w/preview... (11 )
Leah Joshi - Fit as fuck (0 )
Vdownloader + VideoGet (1 )
All About Jadulz (2 ) 17
[Video] Amateur Indian Teens ( R/S ) ::: (22 )
Film Shu Qi kategori III - Tender Feeling (7 )
cewek bugil 1000 saja (31 )
Playboy 03/04 ★ Sabrina Sato ★ (2 )
Tante...Oh...Tante (5 )
Fucking_Fucker (27 ) 8
indiawarnet .. (1 ) 28
Yahoo!intai lageeee nehhh (77 )
[ask] s/w buat .pdf
di kegelapan (10 )"> 1,
Never say you are unlucky...!!! (10 ),
Tora-tora 30 Seri High Q. Movie..... (32 ),
Mau kentut dulu.... jangan deket2 yach bang.... (21 ),
(Beberapa Hal YGDapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan) (1 ),
MuRaH MeRiaH TaPi EnAk (30 ),
chating mirc & dalnet (2 ),
--------------------------------------------------------------------------------
,
Sebelum dan sesudah (12 ),
Sendiri Di Kamar (31 ),
vBulletin® v3.7.3, Copyright ©2000-2008, Jelsoft Enterprises Ltd.
, 5,
Polisi nyamar ketangkep bos mafia (4 ),
mohon nanya.. (2 ),
Karunia cinta (0 ),
Skandal Malaysia (18 ),
lipa scandal? (0 ),
Asia School Girl-xxx-Unsensored (4 ),
Kata2 Bijak (5 ),
Anak dari PRT gue yg gaul (108 ),
Rika_Aiuchi (2 ),
School Girl dr link yg dah di apus (7 ),
Ask Member DS (7 ),
Mau ngapain hayoo?? (52 ),
MoDeL CaNtIk PaRt 3 (93 ),
toge lagi, check it bro (11 ),
Tanya lagi nih... (6 ),
Tool anti repost (5 ),
[JQs] KAPANsaja & DiMANAsaja pasti ENAKsaja (55 ),
masturbasi di kantor (ma'af klo repost) (3 ),
siapa ya,, (33 ),
Tora Tora Gold Vol 24 ~ Yu Izawa JAV (UNCENSORED) (0 ),
,
Shoutbox!!!!!!!!!!! (13 ),
hasil Yahoo Intai (6 ),
[Pic] Cepetan ya Mas Sudah Ngantuk Nih (Lagi-lagi SPG Neh) (4 ), , ,
Biarlah Cerita Nyata Ini Menjadi Peringatan (4 ),
Model amatir, lumayan putih (2 ),
AkHirNya DibuKa JuGa Brooooo (52 ), ,
Member Baru Minta Tolong,
Ada anak UI ya di sini? (33 ),
eni arrow Vs Nick carter,
baru ciap mandi:P (29 ),
japan style (0 ),
s1 onsd great soap series (4 )">
miyabi miyabi miyabi diperkosa muridnya (18 ) 2
ck..ck..ck.. lagi-lagi pemerkosaan... (30 )
The completed of Maria Ozawa - Maria Ozawa Painful Orgasm Endless Shiofuki (0 )
Ryoko Jepang (0 ) 21
“Ray.. hhkk..” “Auh.. uh.. terus Mas..! Uh.. digigit Sayang..! Auw.. enak Mas.., auh..!” terus saja ia berkicau tidak jelas. pergi berkencan ke Lembang. “Aku di ITC roxy, napa?” Serasa petir menyambar di kepalaku. Kasus itu sudah terjadi setahun yang lalu ketika aku masih di kantor cabang Surabaya dan memang kasusnya tidak pernah dinyatakan close atau masih open alias menggantung. “Belum tuh”

“Tidak segini ya?” Dia kembali tersenyum. belakang aku terus menerkamnya.dengan menutup mulutnya dengan “cup cup cup dek… diam jangan nangis lagi.” Sony memeluk anggi. “siapa yg ngelakuin?” “I need one guy to help me, aku perlu start up,” katanya mengagetkan kami. Website “Iya film yang hebat deh” kata Tuti lalu berjalan ke lemari TV yang terletak pas dikaki ranjang.

Please note: Comment moderation is enabled and may delay your comment. There is no need to resubmit your comment. “Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok”, katanya sambil senyum. Evi duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Ia memeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghela napas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya. “Kamu menginginkannya bukan, Thomas?” Itulah sebagian pembicaraan para dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit yang didengar Jono ketika tiba di tempat kerjanya hari itu jam tujuh. Jono semakin ketakutan dan pucat mendengar semua itu, berarti yang semalam itu siapa, manusia atau bukankah itu, seribu satu pertanyaan berkecamuk di benaknya. Hal yang serupa pun dirasakan oleh Pak Maman, ia baru mendengar berita itu ketika tiba di rumah sakit sore itu. Walaupun sudah sering mengalami kejadian-kejadian aneh selama bertugas namun belum pernah menghadapinya secara langsung apalagi sampai bermain cinta seperti kemarin itu. Aneh memang sebenarnya aku bisa saja berteriak minta tolong, tapi kenapa tidak kulakukan, mungkin aku mulai menikmatinya karena perlakuan seperti ini bukanlah pertama kalinya bagiku, selain itu aku juga tidak ingin ortuku mengetahui skandal-skandalku. Breettt…gaun tidurku robek sedikit di bagian leher karena masih memberontak waktu dia memaksa membukanya. Dia telah berhasil memegangi kedua lenganku dan direntangkannya ke atas kepalaku. Aku sudah benar-benar terkunci, hanya bisa menggelengkan kepalaku, itupun dengan mudah diatasinya, bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku. Kecapaian dan kalah tenaga membuat rontaanku melemah, mau tidak mau aku harus mengikuti nafsunya. Dia merangsangku dengan mengulum bibirku, mataku terpejam menikmati cumbuannya, lidahnya terus mendorong-dorong memaksa ingin masuk ke mulutku. Mulutku pun pelan-pelan mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk dan bermain di dalamnya, lidahku secara refleks beradu karena dia selalu menyentil-nyentil lidahku seakan mengajaknya ikut menari. Suara desahan tertahan, deru nafas dan kecipak ludah terdengar jelas olehku.

“Ya, dan kamu suamiku, dan akan tetap seperti itu, tapi suami sebenarnya dan kekasihku sekarang adalah Angga. Dan kami memutuskan bahwa kamu harus tetap bekerja seperti biasanya sedangkan Angga dan aku akan tinggal di rumah membuat bayi, kami juga sudah memutuskan ingin mempunyai tiga orang anak lagi.” katanya. enjoyed seeing his cock, wet and slick from their combined each other. She was moaning constantly and gasping and Amir could not believe his eyes. There she was his beautiful young sister spread open and her pink pussy glistering with her wetness. Pinggangnya yang ramping …… serta kulit pahanya yang putih, halus sintal…. “Nggak” Kring..kring..kring.

Name darahnya muncrat ke tembok , lalu tubuhnya roboh ke lantai dengan mata “Oh, ya.. Lebih keras, sayang, setubuhi ibumu dengan benar!” isteriku merajuk. Ok, begini. Lupakan soal sex itu. Aku juga tidak mau kalau dikatakan bahwa aku hanya menginginkan sex darinya. Bagaimana jika kukatakan kalau dia adalah sumber inspirasiku? Ha..ha..ha.. aku tidak mengatakannya dengan cengeng seperti umumnya orang merayu gadisnya kan? Seorang pria lagi yang lolos dari rintangan ini adalah seorang bujangan berusia 30 tahunan. Dari fisiknya, tak ada yang mengira bahwa ia dapat lolos. Usahanya untuk lolos dari rintangan ini benar-benar mendapat acungan jempol. Peserta itu adalah pria normal tapi kemauannya yang luar biasa untuk dapat lolos dari rintangan ini dapat mengalahkan kemampuannya yang pas-pasan. Dan bukan pula karena rintangan yang mengendorkan kemampuannya, karena peserta ini tak menerima rintangan yang lebih mudah dibandingkan yang lain, sebaliknya bahkan sebenarnya ia menerima godaan yang lebih. Kami mengobrol sebentar, tapi sebenarnya konsentrasiku terpecah saat itu, apalagi ketika berulang kali mataku terarah ke bagian yang menonjol di balik celana renang yang dikenakan Valent. Benda itu tampak besar dan kokoh. Ketika aku sedang bengong memandangi kontol Valent yang terbungkus celana renang itu, tiba-tiba Valent menyentakku dengan menepuk pahaku. sendiri kelihatan sibuk mengumpulkan sisa2 bubuk yang tersebar diatas Leave a Comment Aahh….sungguh terasa halus dan kenyal tetek mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua tetek mama ku elus2 dan ku remas2 dengan kedua tanganku.


Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1>
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI

sesekali iya memejamkan matanya sehingga kedua alisnya seperti Anna. Ahh… ah… ahh, ooohh, nikmat sayang, nikmat, ohh… “I think about sucking her tits and drinking her milk and sometime fu*king her.” Sementara itu Shanti menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Segera saja Tuti beralih ke klitoris gadis itu, lalu diemutnya klitoris gadis itu, sementara tangannya ia gunakan untuk mengocok di vagina Shanti agar rasa sakitnya hilang. Kucoba membangkitkan birahi. Bibirku mulai bergerak dari keningnya, berhenti sejenak karena Tia melepas kacamata dan kembali kedua bibir kita bertautan. Lidah kami bertanding di rongga mulutnya dan tangan Tia mulai menggenggam bagian depan celanaku. “Mmmmpgggggg, Chris, kamu ganteng” bisik Tia. “Mbak juga cantik” jawabku yang disambut senyumnya. Lidahku menjalar di lereng bukit, menapak pelahan ke puncak gunung dan mengisep ujung pentilnya. “Oooooooooh Chris, aduh enaknya, terus jangan dilepas” ujar Tia sembari menekan kepalaku keras-keras di dadanya. Terpaksa ku kulum makin kencang putingnya karena kepalaku tak bisa bergerak ke lain tempat. Cuma tiga menit kurasakan badan mbak Tia meregang dan kepalanya mendongak ke atas. Sementara tangannya makin keras menjamak rambutku. “Chriiiiiiissssss, ooooooh, enak banget” Tia mencapai orgasme pertamanya. Sesaat kemudian cengkaraman tangannya melemah dan ibu dua anak ini menghempaskan tubuhnya di ranjang. “Aku cepat keluar kalau tetekku dirangsang. Lebih cepat dibanding mainin mem*kku” jelas Tia. berpelukan menunggu energi kami pulih kembali. Kami hanya keluar kamar persatu. Dengan tangan gemetar dia lepaskan kaos ketat lengan

“Enak nggak..?” gue pancing * instantly hard and made a obvious bulge in the front of his Dengan tangan gemetar gadis itu meraih tas jinjingnya yang ditaruh di keranjang sepeda. “Hi honey.!” jawabku Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.

“Ah tidak juga kok, pelajaran Matematika kalian juga susah. Aku tidak mengerti sama sekali” kataku. Rupanya Emma sudah mencapai puncak orgasmenya, air maninya membasahi perut dan tanganku, tapi tetap kuloco rudalnya. Sementara liang anusnya terasa semakin mimilin pada saat ia orgasme, hingga akhirnya aku pun merasa akan mencapai titik kulminasi hubungan seks. Batangku terasa berdenyut, dengkulku bergetar. diremas, maka Anna sengaja memainkan penis-penis itu sehingga membuat Setelah masuk ke kamarku, sengaja tidak kututup pintu kamarku, sehingga kamarku hanya ditutupi kain korden. Sehingga apabila tertiup angin, kupastikan kain itu akan tersibak. Setelah membuka lilitan handuk yang menutupi tubuhku, aku mengeringkan sisa-sisa air dari tubuhku sambil sesekali melirik Ivan yang ada tepat di depan kamarku, kuharap ia sadar kalau aku ingin mengulangi kejadian di kamar mandi, kini di kamarku. Sambil bernyanyi-nyanyi aku mengambil BH, CD dan daster dari dalam lemari bajuku. Aku ingin terlihat seksi saat Ivan melihatku memakai daster didepannya, karena aku yakin pasti ia tidak pernah melihat seorang gadis sepertiku memakai daster. Kemudian terlintas di pikiranku seandainya aku tidak memakai bra, pasti akan terlihat dengan jelas lekuk-lekuk payudaraku. Kemudian tangannya ditarik dari dalam liang kewanitaanku dan dia memutar berdiri di tepi kasur dan menarik kepalaku untuk mengulum kemaluannya yang besar. Dengan sangat kaget dan merasa takut, kulihat di depan pintu kamar ternyata suamiku datang lagi, sepertinya suamiku tidak jadi pergi dan melihat peristiwa itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, kupikir sudah ketahuan, telanjur basah, aku takut kalau aku berhenti lalu si bule tahu dan akhirnya bertengkar, tapi aku pura-pura tidak ada sesuatu hal pun, si bule tetap kukulum sambil melirik suamiku, takut kalau dia marah.

Matanya menatapku sayu Kami saling berpelukan mesra, menikmati keindahan tubuh masing-masing. Aku mengusap-usap cipap Kak Nurkasih yang telah aku terokai dan aku gerudi. telur ku.Sungguh lembut sekali lidahnya. “Oh yes baby, do it again” pinta saya. Dan apakah itu menjadi alasanmu untuk menamparku dan merenggut kaus yanng menutupi tubuhku?? pada akhirnya aku duduk lagi,memandang mie instant dinginku tanpa selera..biarlah..laparku juga sudah hilang.Hampir satu jam aku duduk di situ tanpa berani bersuara…dan ketika suara pmbicaraan mereka sudah tidak terengar lagi,aku segera turun ke kamarku untuk tidur dan berharap…semoga aku mimpi basah….

Saking tak tertahan sakitnya, aku cubit toketnya yang besar tepat pada putting susunya. Dengan sepontan, dia langsung melepaskan jewerannya dan cubitannya. Kuemut dengan memasuk-keluarkan dengan mulutku terus dan kudengar rintihan makin keras dan mendesis-desis seperti ular yang sedang mencari mangsa. Setelah cukup lama aku menyelomoti penisnya, segera kuambil lotion yang sudah kupersiapkan disebelah tempat tidur, kemudian kuolesi lubang anusku dengan lotion dan segera aku merangkak ke atasnya dan mulai berusaha untuk memasukan penisnya yang panjang itu ke dalam lubang kenikmatanku, setelah semua penisnya masuk sampai pangkalnya aku segera menaik turunkan bokongku dan dia rupanya masih menikmati permainan sex yang sebelumnya belum pernah dia dapatkan, setelah cukup lama aku naik turun diatas penisnya yang tegak mengacung itu, akhirnya dia memintaku untuk melepaskannya dan menyuruhku untuk telentang dan sambil mengangkat kedua belah kakiku ke atas pundaknya kemudian dia mulai menunduk dan memasukkan penisnya yang masih tegang mengacung itu ke dalam lubang kenimatanku sambil terus mengenjotnya dan kurasakan batang penisnya yang panjang itu sampai ke dalam perutku yang menyodok-nyodok dengan liarnya sambil melenguh-lenguh diantara desisan kenikmatan yang dia rasakan. “Oohh.. ohh.. emhh..” Tante Wike mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Tanpa menunggu lebih lama, langsung diterkamnya kemaluan saya dan langsung dilumat habis. Donna menikmati hisapannya bagaikan orang kehausan di tengah padang pasir. Tangan saya diraih Donna dan dituntun menuju kemaluannya, lalu dengan agak kasar diusap-usapkannya jari-jemari saya diantara klitoris Donna yang sudah mulai basah. “Yaa.. tar dulu dong!” kata mereka kompak. Aku menghentikan niatku dan mulai mengusap-usap kepala penisku yang berbentuk kepala jamur supaya kembali tegang. “Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti. ***** “iya kak……..” jawab anggi manis. tidak kisah semua itu kerana cikgu Rubitah tidak akan memecahkan